ISW: China Dapat Kuasai Kepulauan Kinmen di Taiwan dalam 6 Bulan
Selasa, 10 September 2024 - 12:35 WIB
Pada bulan Juli, ketegangan di Selat Taiwan meningkat setelah pasukan Coast Guard China menaiki dan menyita kapal penangkap ikan Taiwan yang berada di perairan China sekitar 17,5 mil laut dari perairan Kepulauan Kinmen yang dikuasai Taiwan.
Mengenai dinamika politik Taiwan saat ini, para peneliti ISW mengatakan bahwa pemerintahan Lai "masih relatif belum berpengalaman" dan Partai Progresif Demokratik (DDP) yang berkuasa di Taiwan harus menghadapi "pertempuran politik yang sering terjadi" dengan koalisi oposisi Kuomintang (KMT) dan Partai Rakyat Taiwan (TPP), yang disebut "berusaha menghalangi agenda DPP" untuk menghentikan ekspansi otoriter.
Akibatnya, para peneliti berpendapat bahwa baik AS maupun Taiwan kemungkinan besar tidak akan menanggapi dengan cara efektif atau eskalatif jika China memutuskan bergerak melawan Kepulauan Kinmen.
“Republik Rakyat China mulai secara agresif menantang yurisdiksi Taiwan atas pulau-pulau terpencilnya, khususnya Kinmen, pada Februari 2024. Serangan berulang Coast Guard China di perairan yang dikuasai Taiwan di sekitar Kinmen bertujuan untuk menormalkan yurisdiksi ‘penegakan hukum’ China di wilayah tersebut,” lanjut laporan ISW.
China dapat meningkatkan upaya saat ini untuk mengikis kedaulatan Taiwan atas wilayah terpencilnya di Kinmen dalam kampanye pemaksaan jangka pendek untuk merebut kendali atas kelompok pulau tersebut dalam waktu dekat, sambung laporan ISW.
“China dapat meningkatkan aktivitas Coast Guard untuk memulai karantina di sekitar Kinmen yang menolak jalur masuk bagi kapal-kapal pemerintah Taiwan dan secara ekonomi menekan pulau-pulau tersebut,” papar laporan ISW.
“China dapat meningkatkan isolasi Kinmen dengan memberlakukan zona larangan terbang dan menyabotase infrastruktur komunikasi, sebelum akhirnya memaksa Kinmen untuk melakukan demiliterisasi di bawah pengawasan China.”
Para peneliti ISW mengatakan ketidaksiapan atau keengganan AS untuk campur tangan di tengah gangguan domestik dan internasional meningkatkan kemungkinan skenario ini.
Mengenai dinamika politik Taiwan saat ini, para peneliti ISW mengatakan bahwa pemerintahan Lai "masih relatif belum berpengalaman" dan Partai Progresif Demokratik (DDP) yang berkuasa di Taiwan harus menghadapi "pertempuran politik yang sering terjadi" dengan koalisi oposisi Kuomintang (KMT) dan Partai Rakyat Taiwan (TPP), yang disebut "berusaha menghalangi agenda DPP" untuk menghentikan ekspansi otoriter.
Akibatnya, para peneliti berpendapat bahwa baik AS maupun Taiwan kemungkinan besar tidak akan menanggapi dengan cara efektif atau eskalatif jika China memutuskan bergerak melawan Kepulauan Kinmen.
“Republik Rakyat China mulai secara agresif menantang yurisdiksi Taiwan atas pulau-pulau terpencilnya, khususnya Kinmen, pada Februari 2024. Serangan berulang Coast Guard China di perairan yang dikuasai Taiwan di sekitar Kinmen bertujuan untuk menormalkan yurisdiksi ‘penegakan hukum’ China di wilayah tersebut,” lanjut laporan ISW.
China dapat meningkatkan upaya saat ini untuk mengikis kedaulatan Taiwan atas wilayah terpencilnya di Kinmen dalam kampanye pemaksaan jangka pendek untuk merebut kendali atas kelompok pulau tersebut dalam waktu dekat, sambung laporan ISW.
Politik Domestik Taiwan
“China dapat meningkatkan aktivitas Coast Guard untuk memulai karantina di sekitar Kinmen yang menolak jalur masuk bagi kapal-kapal pemerintah Taiwan dan secara ekonomi menekan pulau-pulau tersebut,” papar laporan ISW.
“China dapat meningkatkan isolasi Kinmen dengan memberlakukan zona larangan terbang dan menyabotase infrastruktur komunikasi, sebelum akhirnya memaksa Kinmen untuk melakukan demiliterisasi di bawah pengawasan China.”
Para peneliti ISW mengatakan ketidaksiapan atau keengganan AS untuk campur tangan di tengah gangguan domestik dan internasional meningkatkan kemungkinan skenario ini.
Lihat Juga :
tulis komentar anda