Putin: AS Mendorong Rusia Melewati Garis Merah
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin mengatakan Amerika Serikat (AS) telah mendorong Rusia untuk melewati apa yang dia sebut sebagai “garis merah”, sebuah pembatasan dalam penggunaan senjata militer berbahaya tertentu.
Berbicara pada pertemuan pejabat tinggi Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Senin, Putin mengatakan dukungan Barat untuk Ukraina telah mendorong Rusia ke titik di mana ia tidak dapat menahan diri untuk membalas.
“AS berusaha untuk melemahkan negara kita dan menimbulkan kekalahan strategis pada Moskow dengan terus memompa rezim penguasa yang tidak sah secara de facto di Kyiv dengan senjata dan uang, mengirim tentara bayaran dan penasihat militer, dengan demikian mendorong eskalasi konflik lebih lanjut,”papar Putin.
“Washington menanamkan rasa takut pada orang Amerika dengan menggunakan taktik sederhana," ujarnya, yang dilansir Russia Today, Selasa (17/12/2024).
“Mereka mendorong kita ke garis merah...kita mulai merespons, dan kemudian mereka menakut-nakuti penduduk mereka," imbuh dia, yang menunjukkan bahwa AS menggunakan pendekatan yang sama selama persaingannya dengan Uni Soviet.
Presiden Rusia juga mengecam Barat atas apa yang dia gambarkan sebagai upaya untuk memaksakan aturannya sendiri pada seluruh dunia sambil melancarkan "perang hibrida" terhadap siapa pun yang melawan, termasuk Rusia.
“Dalam hal ini, NATO meningkatkan pengeluaran pertahanannya dan membentuk kelompok penyerang di dekat perbatasan Rusia,” kata Putin. ”Jumlah personel militer Amerika di Eropa telah melampaui 100.000 tentara," paparnya.
NATO, sambung Putin, telah meningkatkan kehadirannya tidak hanya di Eropa tetapi juga di kawasan yang belum pernah melihat jejak militer jenis ini, khususnya Asia-Pasifik.
Putin lebih lanjut menyuarakan kekhawatiran khusus atas rencana AS untuk menyebarkan sistem rudal dengan jangkauan hingga 5.500 km. Dia merujuk pada jenis senjata yang sebelumnya dilarang oleh Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF) era Perang Dingin.
AS secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut pada tahun 2018, dengan alasan ketidakpatuhan Rusia—tuduhan yang dibantah Moskow.
Presiden Rusia menekankan bahwa meskipun Washington menarik diri dari Perjanjian INF, Moskow membuat komitmen sepihak dan sukarela untuk tidak menyebarkan rudal jarak menengah dan pendek kecuali AS menyebarkan senjata tersebut di mana pun di dunia.
“Namun, jika Amerika Serikat mulai menyebarkan sistem tersebut, maka semua pembatasan sukarela kami akan dicabut," tegas Putin.
Berbicara pada pertemuan pejabat tinggi Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Senin, Putin mengatakan dukungan Barat untuk Ukraina telah mendorong Rusia ke titik di mana ia tidak dapat menahan diri untuk membalas.
“AS berusaha untuk melemahkan negara kita dan menimbulkan kekalahan strategis pada Moskow dengan terus memompa rezim penguasa yang tidak sah secara de facto di Kyiv dengan senjata dan uang, mengirim tentara bayaran dan penasihat militer, dengan demikian mendorong eskalasi konflik lebih lanjut,”papar Putin.
“Washington menanamkan rasa takut pada orang Amerika dengan menggunakan taktik sederhana," ujarnya, yang dilansir Russia Today, Selasa (17/12/2024).
“Mereka mendorong kita ke garis merah...kita mulai merespons, dan kemudian mereka menakut-nakuti penduduk mereka," imbuh dia, yang menunjukkan bahwa AS menggunakan pendekatan yang sama selama persaingannya dengan Uni Soviet.
Presiden Rusia juga mengecam Barat atas apa yang dia gambarkan sebagai upaya untuk memaksakan aturannya sendiri pada seluruh dunia sambil melancarkan "perang hibrida" terhadap siapa pun yang melawan, termasuk Rusia.
“Dalam hal ini, NATO meningkatkan pengeluaran pertahanannya dan membentuk kelompok penyerang di dekat perbatasan Rusia,” kata Putin. ”Jumlah personel militer Amerika di Eropa telah melampaui 100.000 tentara," paparnya.
NATO, sambung Putin, telah meningkatkan kehadirannya tidak hanya di Eropa tetapi juga di kawasan yang belum pernah melihat jejak militer jenis ini, khususnya Asia-Pasifik.
Putin lebih lanjut menyuarakan kekhawatiran khusus atas rencana AS untuk menyebarkan sistem rudal dengan jangkauan hingga 5.500 km. Dia merujuk pada jenis senjata yang sebelumnya dilarang oleh Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF) era Perang Dingin.
AS secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut pada tahun 2018, dengan alasan ketidakpatuhan Rusia—tuduhan yang dibantah Moskow.
Presiden Rusia menekankan bahwa meskipun Washington menarik diri dari Perjanjian INF, Moskow membuat komitmen sepihak dan sukarela untuk tidak menyebarkan rudal jarak menengah dan pendek kecuali AS menyebarkan senjata tersebut di mana pun di dunia.
“Namun, jika Amerika Serikat mulai menyebarkan sistem tersebut, maka semua pembatasan sukarela kami akan dicabut," tegas Putin.
(mas)