Ukraina Nyatakan Rudal Iran di Rusia Adalah Target Sah

Selasa, 10 September 2024 - 09:09 WIB
"Kemitraan ini mengancam keamanan Eropa dan menggambarkan bagaimana pengaruh Iran yang tidak stabil menjangkau lebih jauh dari Timur Tengah dan di seluruh dunia."

Banyak negara Barat yang mendukung Ukraina telah berhati-hati dalam meningkatkan konflik dengan memungkinkan Ukraina menyerang wilayah Rusia.

Menurut PBB, Rusia telah berulang kali melakukan pengeboman rudal jarak jauh dan pesawat nirawak terhadap Ukraina yang telah menewaskan lebih dari 10.000 warga sipil sejak dimulainya perang pada Februari 2022.

Sementara itu, penggunaan senjata buatan Iran oleh Rusia bukanlah hal baru. Sejak 2022, Moskow telah mengerahkan pesawat nirawak Shahed Iran dalam serangan terhadap target-target Ukraina.

Namun, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada hari Senin membantah laporan terbaru tentang pasokan ratusan rudal Iran."Informasi semacam ini tidak selalu benar," katanya.

"Iran adalah mitra penting kami. Kami tengah mengembangkan hubungan perdagangan dan ekonomi. Kami tengah mengembangkan kerja sama dan dialog di semua bidang yang memungkinkan, termasuk yang paling sensitif, dan akan terus melakukannya demi kepentingan rakyat kedua negara kami," imbuh Peskov.

Iran juga membantah telah memasok rudal ke Rusia. Nasser Kanaani, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, menyebut tuduhan tersebut bermotif politik.

"Kami dengan tegas menolak tuduhan tentang peran Iran dalam mengirim senjata ke satu pihak yang berperang dan kami menilai tuduhan ini bermotif politik oleh beberapa pihak," kata Kanaani. Meskipun ada penyangkalan ini, Ukraina tetap teguh pada pendiriannya.

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengeluarkan peringatan keras selama akhir pekan, yang menyerukan Iran untuk berhenti mendukung upaya perang Rusia.

"Iran harus sepenuhnya dan secara definitif berhenti menyediakan senjata ke Rusia untuk membuktikan dengan tindakan, bukan kata-kata, ketulusan pernyataan kepemimpinan politiknya tentang tidak terlibatnya dalam mengobarkan mesin perang kematian Rusia," kata kementerian tersebut.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More