5 Fakta Aktivis AS Dihabisi Israel, Ditembak Sniper saat Demo Bela Palestina
Senin, 09 September 2024 - 15:48 WIB
JAKARTA - Aysenur Ezgi Eygi, seorang aktivis Amerika Serikat (AS)-Turki tewas dihabisi militer Zionis Israel. Aktivis perempuan ini ditembak sniper militer Zionis saat berunjuk rasa di Tepi Barat, Palestina, pada Jumat pekan lalu.
Menurut laporan Gerakan Solidaritas Internasional (ISM), Eygi sebelumnya melakukan perjalanan ke wilayah tersebut guna mendukung perlawanan Palestina terhadap pendudukan Israel.
Namun, aksi pembelaan ini justru membuatnya kehilangan nyawa.
5 Fakta Aktivis AS Aysenur Ezgi Eygi Dihabisi Sniper Israel
Aysenur Ezgi Eygi merupakan seorang aktivis berkewarganegaraan ganda AS-Turki. Dia lahir di Antalya, Turki, tahun 1998.
Eygi sempat kuliah di University of Washington, Seattle. Dia mengambil jurusan ganda, yakni psikologi dan bahasa serta budaya Timur Tengah.
Selama menjadi mahasiswa, Eygi dikenal sebagai sosok yang berkomitmen terhadap aktivisme dan layanan masyarakat.
Dia juga mendukung perjuangan Palestina dalam menghadapi pendudukan Israel.
Mengutip Al Jazeera, Eygi awalnya ambil bagian dalam protes terhadap pemukiman ilegal Israel di Gunung Sbeih, Beita, selatan Nablus, Tepi Barat.
Namun, aktivis perempuan ini meninggal setelah ditembak oleh sniper militer Israel.
Kepala Rumah Sakit Rafidia di Nablus, Fouad Nafaa, menyebut Eygi sempat dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis dengan cedera kepala serius. Sempat dilakukan operasi, namun nyawanya tidak tertolong.
Sejumlah sumber lokal juga menyebutkan Eygi terbunuh ketika pasukan Israel menembakkan peluru tajam, granat kejut, dan gas air mata ke arah demonstran.
Hasil autopsi mengonfirmasi bahwa Eygi meninggal karena luka tembakdi bagian kepala oleh sniper militer Zionis.
Menanggapi pembunuhan Eygi, rezim Zionis berkilah dengan dalih pasukannya hanya menembak ke arah provokator.
Militer Israel mengeklaim masih menyelidiki laporan yang menyebutkan seorang warga negara asing terbunuh dalam tembakan pasukannya.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Sean Savett mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden sangat terganggu oleh kematian tragis Eygi di Tepi Barat. Pihaknya juga telah meminta Israel untuk menyelidikinya.
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam keras tindakan tentara Israel di Tepi Barat. Berbicara dalam sebuah acara di Istanbul, dia mengatakan bahwa Israel bermaksud melakukan genosida di Tepi Barat dan Gaza tanpa mempedulikan warga sipil.
“Kemarin, mereka (Israel) dengan kejam membunuh anak kecil kami, Aysenur Ezgi Eygi. Hingga saat ini, mereka sudah membunuh lebih dari 40.000 warga sipil tak berdosa, termasuk 17.000 anak-anak,” kata Erdogan, seperti dikutip dari Anadolu.
Eygi bukanlah warga negara AS pertama yang dibunuh oleh tentara atau pun pemukim Israel di Tepi Barat. Awal tahun ini, seorang polisi Israel dan pemukim melepaskan tembakan yang menewaskan warga negara AS berusia 17 tahun, Tawfiq Ajaq.
Pada 2022, seorang sniper militer Israel juga menembak warga negara AS-Palestina yang juga jurnalis Al Jazeera; Shireen Abu Akleh.
Senator Chris Van Hollen mengatakan Eygi adalah warga Amerika ketiga yang terbunuh di Tepi Barat sejak 7 Oktober dan menyayangkan pemerintahan Biden yang belum berbuat banyak dalam mengejar keadilan.
Menurut laporan Gerakan Solidaritas Internasional (ISM), Eygi sebelumnya melakukan perjalanan ke wilayah tersebut guna mendukung perlawanan Palestina terhadap pendudukan Israel.
Namun, aksi pembelaan ini justru membuatnya kehilangan nyawa.
Baca Juga
5 Fakta Aktivis AS Aysenur Ezgi Eygi Dihabisi Sniper Israel
1. Berkewarganegaraan Ganda AS-Turki
Aysenur Ezgi Eygi merupakan seorang aktivis berkewarganegaraan ganda AS-Turki. Dia lahir di Antalya, Turki, tahun 1998.
Eygi sempat kuliah di University of Washington, Seattle. Dia mengambil jurusan ganda, yakni psikologi dan bahasa serta budaya Timur Tengah.
Selama menjadi mahasiswa, Eygi dikenal sebagai sosok yang berkomitmen terhadap aktivisme dan layanan masyarakat.
Dia juga mendukung perjuangan Palestina dalam menghadapi pendudukan Israel.
2. Ditembak Sniper Militer Israel
Mengutip Al Jazeera, Eygi awalnya ambil bagian dalam protes terhadap pemukiman ilegal Israel di Gunung Sbeih, Beita, selatan Nablus, Tepi Barat.
Namun, aktivis perempuan ini meninggal setelah ditembak oleh sniper militer Israel.
Kepala Rumah Sakit Rafidia di Nablus, Fouad Nafaa, menyebut Eygi sempat dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis dengan cedera kepala serius. Sempat dilakukan operasi, namun nyawanya tidak tertolong.
Sejumlah sumber lokal juga menyebutkan Eygi terbunuh ketika pasukan Israel menembakkan peluru tajam, granat kejut, dan gas air mata ke arah demonstran.
Hasil autopsi mengonfirmasi bahwa Eygi meninggal karena luka tembakdi bagian kepala oleh sniper militer Zionis.
3. Israel Berkilah Tembak Provokator
Menanggapi pembunuhan Eygi, rezim Zionis berkilah dengan dalih pasukannya hanya menembak ke arah provokator.
Militer Israel mengeklaim masih menyelidiki laporan yang menyebutkan seorang warga negara asing terbunuh dalam tembakan pasukannya.
4. Respons AS dan Turki
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Sean Savett mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden sangat terganggu oleh kematian tragis Eygi di Tepi Barat. Pihaknya juga telah meminta Israel untuk menyelidikinya.
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam keras tindakan tentara Israel di Tepi Barat. Berbicara dalam sebuah acara di Istanbul, dia mengatakan bahwa Israel bermaksud melakukan genosida di Tepi Barat dan Gaza tanpa mempedulikan warga sipil.
“Kemarin, mereka (Israel) dengan kejam membunuh anak kecil kami, Aysenur Ezgi Eygi. Hingga saat ini, mereka sudah membunuh lebih dari 40.000 warga sipil tak berdosa, termasuk 17.000 anak-anak,” kata Erdogan, seperti dikutip dari Anadolu.
5. Bukan Insiden Penembakan Pertama
Eygi bukanlah warga negara AS pertama yang dibunuh oleh tentara atau pun pemukim Israel di Tepi Barat. Awal tahun ini, seorang polisi Israel dan pemukim melepaskan tembakan yang menewaskan warga negara AS berusia 17 tahun, Tawfiq Ajaq.
Pada 2022, seorang sniper militer Israel juga menembak warga negara AS-Palestina yang juga jurnalis Al Jazeera; Shireen Abu Akleh.
Senator Chris Van Hollen mengatakan Eygi adalah warga Amerika ketiga yang terbunuh di Tepi Barat sejak 7 Oktober dan menyayangkan pemerintahan Biden yang belum berbuat banyak dalam mengejar keadilan.
(mas)
tulis komentar anda