Agustus Kelam, Militer Israel Diperingatkan Tenggelam dalam Lumpur Gaza

Sabtu, 31 Agustus 2024 - 14:01 WIB
Tentara Israel menjadi target serangan pejuang Palestina di Jalur Gaza. Foto/brigade al qassam media
JALUR GAZA - Militer Israel berada di ambang “tenggelam dalam lumpur Gaza,” menurut analis Israel Avi Ashkenazi dalam laporan yang diterbitkan harian Maariv pada Kamis (29/8/2024).

“Pada Agustus yang kelam ini, 15 tentara Israel tewas dalam pertempuran di Gaza dan utara (front Lebanon). Ini adalah harga dari perang yang melelahkan,” ungkap pernyataan laporan tersebut.

Ashkenazi juga mencatat, “Bulan Agustus akan dikenang sebagai salah satu bulan paling berdarah.”



Jurnalis Israel itu juga mengkritik ambisi Israel untuk “mempertahankan Koridor Philadelphia dan poros Netzarim, yang tetap menjadi pokok pertikaian utama dalam negosiasi yang sedang berlangsung.”

Ini terjadi satu hari sebelum keputusan resmi oleh kabinet Israel untuk mempertahankan kendali atas jalur tanah sepanjang 14 kilometer yang memisahkan Gaza dari Mesir.

“Setiap keputusan keamanan harus dibayar dengan darah,” lanjut Ashkenazi, menekankan, “dalam beberapa pekan, musim akan berubah, dan hujan akan turun.”

“Sebelum kita tenggelam dalam lumpur, mari kita berhenti sejenak,” papar analis Israel itu memperingatkan, seraya menambahkan, mendorong para pemimpin Israel untuk “mempertimbangkan alternatif keamanan untuk mengakhiri negosiasi, membebaskan para sandera, dan menghentikan tembakan.”

Lebih Dalam ke Lumpur Gaza



Perkataan Ashkenazi menggemakan sentimen yang telah diungkapkan purnawirawan Jenderal Israel Yitzhak Brick dalam artikel yang diterbitkan di surat kabar Israel Haaretz pada tanggal 22 Agustus.

Dikenal di Israel sebagai ‘Nabi Murka’ karena prediksinya yang akurat tentang serangan oleh ribuan pejuang Palestina terhadap permukiman di dekat Jalur Gaza, Brick menyatakan situasinya mengerikan.

Dia memperingatkan, Israel dapat menghadapi keruntuhan dalam waktu satu tahun jika perang gesekan yang sedang berlangsung melawan gerakan Palestina Hamas dan Hizbullah Lebanon terus berlanjut.

“Setelah pendudukan Kota Gaza, (Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant) mengatakan Israel memegang kendali penuh atas kota dan terowongannya, dan dalam waktu singkat, Hamas akan menyerah. Dengan pernyataan ini, Gallant, bersama dengan rekan-rekannya Kepala Staf IDF Herzi Halevi dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, telah membuat publik Israel kehilangan muka,” tulis purnawirawan jenderal Israel tersebut.

“Israel semakin tenggelam dalam lumpur Gaza, kehilangan semakin banyak prajurit karena mereka terbunuh atau terluka, tanpa ada peluang untuk mencapai tujuan utama perang: menjatuhkan Hamas,” papar dia.

Eks jenderal Israel tersebut lebih lanjut memperingatkan semua strategi politik dan militer saat ini membawa Israel menuju bencana.

“Negara ini benar-benar sedang berlari kencang menuju tepi jurang. Jika perang gesekan melawan Hamas dan Hizbullah terus berlanjut, Israel akan runtuh dalam waktu tidak lebih dari setahun,” ujar dia memperingatkan.

Data Resmi Israel Disensor



Menurut data resmi Israel, yang tunduk pada sensor militer, lebih dari 703 perwira dan prajurit Israel telah tewas sejak 7 Oktober.

Namun, ada tuduhan internal bahwa militer menyembunyikan jumlah sebenarnya kerugiannya, yang diyakini jauh lebih tinggi.

Juli lalu, Channel 12 Israel mengungkapkan 20.000 prajurit kolonial Zionis telah terluka di Gaza sejak 7 Oktober, dengan 8.298 tentara di antaranya diklasifikasikan sebagai cacat.

Pada 12 Juli, kabinet Israel menyetujui keputusan memperpanjang wajib militer menjadi tiga tahun karena kekurangan personel.

Keputusan ini akan disampaikan kepada pemerintah untuk disetujui dan kemudian dibawa ke Knesset (parlemen) untuk disahkan.

(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More