Media Asing Soroti Intrik Politik dan Gaya Hidup Mewah Keluarga Jokowi
Kamis, 29 Agustus 2024 - 10:39 WIB
Kualitas demokrasi Indonesia secara luas dianggap telah terkikis di bawah Jokowi.
Salah satu dari banyak perubahan yang disebut sebagai bagian dari tren ini adalah melumpuhkan KPK yang dulunya tangguh.
Apa yang dipikirkan presiden baru, Prabowo Subianto—yang juga mantan jenderal, dan mantan menantu Soeharto—tentang semua ini?
Prabowo, yang mencalonkan diri sebagai presiden beberapa kali sebelum berhasil pada tahun 2024, mengatakan minggu lalu bahwa "beberapa orang memiliki kehausan yang tak ada habisnya akan kekuasaan dan [dengan kekuasaan itu] berusaha mengejar kepentingan di luar rakyat."
Para pengunjuk rasa telah meraih beberapa kemenangan—untuk saat ini.
Menghadapi protes massa, DPR mundur dari upaya pengesahan perubahan elektoral selama masa jabatan pemerintah saat ini.
Partai politik yang dipimpin putra Jokowi, Kaesang, kini mengatakan bahwa dia tidak akan mencalonkan diri dalam Pilkada pada bulan November.
Apa pun yang terjadi, satu hal yang jelas: kaum demokrat Indonesia tidak akan membiarkan sistem pengawasan dan keseimbangan yang mereka peroleh dengan susah payah dibongkar tanpa perlawanan.
"Saya ingin kita tetap marah, saya ingin kalian tetap panik," tulis mantan editor Jakarta Post Evi Mariani untuk perusahaan rintisan media digital yang didirikannya bersama, Project Multatuli.
Salah satu dari banyak perubahan yang disebut sebagai bagian dari tren ini adalah melumpuhkan KPK yang dulunya tangguh.
Apa yang dipikirkan presiden baru, Prabowo Subianto—yang juga mantan jenderal, dan mantan menantu Soeharto—tentang semua ini?
Prabowo, yang mencalonkan diri sebagai presiden beberapa kali sebelum berhasil pada tahun 2024, mengatakan minggu lalu bahwa "beberapa orang memiliki kehausan yang tak ada habisnya akan kekuasaan dan [dengan kekuasaan itu] berusaha mengejar kepentingan di luar rakyat."
Para pengunjuk rasa telah meraih beberapa kemenangan—untuk saat ini.
Menghadapi protes massa, DPR mundur dari upaya pengesahan perubahan elektoral selama masa jabatan pemerintah saat ini.
Partai politik yang dipimpin putra Jokowi, Kaesang, kini mengatakan bahwa dia tidak akan mencalonkan diri dalam Pilkada pada bulan November.
Apa pun yang terjadi, satu hal yang jelas: kaum demokrat Indonesia tidak akan membiarkan sistem pengawasan dan keseimbangan yang mereka peroleh dengan susah payah dibongkar tanpa perlawanan.
"Saya ingin kita tetap marah, saya ingin kalian tetap panik," tulis mantan editor Jakarta Post Evi Mariani untuk perusahaan rintisan media digital yang didirikannya bersama, Project Multatuli.
(mas)
tulis komentar anda