Hizbullah Bisa Akhiri Kehidupan Normal di Israel, Paksa Warga Israel Sembunyi di Bawah Tanah

Selasa, 27 Agustus 2024 - 20:45 WIB

Tidak Ada yang Ingin Perang Skala Penuh



“Aktor regional dan internasional yang terlibat secara tidak langsung dalam perang ini seperti AS dan Iran tidak berniat untuk terlibat secara langsung,” ungkap koordinator bagian hubungan internasional Institut Kebijakan Publik Issam Fares Universitas Amerika Beirut, Yeghia Tashjian, kepada Sputnik, mengomentari meningkatnya ketegangan antara Hizbullah dan Israel.

Menunjuk pada faktor-faktor pemilihan presiden AS yang akan datang, ditambah upaya Iran untuk melakukan pemulihan hubungan diplomatik dengan negara-negara Barat setelah pemilu bulan Juli, Tashjian mengatakan dia yakin serangan bolak-balik baru-baru ini, seserius apa pun, tetap merupakan “bentrokan yang dikelola,” yang menandakan tidak ada pihak yang “siap untuk mengubah status saat ini menjadi perang besar.”

Biaya untuk Israel, Biaya untuk AS



Ada alasan lain mengapa Israel dan AS khususnya tidak benar-benar menginginkan konflik skala penuh, menurut Furkan Halit Yolcu, akademisi dan anggota fakultas Institut Timur Tengah di Universitas Sakarya Turki.

“Hizbullah, tidak seperti Hamas, bukanlah aktor non-negara berskala kecil, tetapi kekuatan yang harus diperhitungkan mendekati pasukan nasional dalam hal kekuatan daratnya, dan memiliki kekuatan rudal dan pertahanan udara yang dapat melakukan kerusakan dan kerugian yang besar bagi pasukan mana pun yang menyerangnya,” papar pengamat tersebut kepada Sputnik.

“Hizbullah memiliki keinginan dan sumber daya darat yang dibutuhkannya untuk memiliki dampak yang sangat, sangat, sangat besar di tanah Israel," tegas Yolcu memperingatkan.

Dia mencatat warga Israel biasa dapat secara harfiah didorong ke tempat perlindungan bom bawah tanah yang telah disiapkan pemerintah untuk mereka, dan melihat kehidupan sehari-hari mereka terganggu sepenuhnya berkat kemampuan Hizbullah untuk menghadapi pertahanan udara dan rudal Israel.

"Otot utama, kekuatan militer yang Hizbullah mengancam Israel adalah rudal balistik yang mereka miliki. Karena Israel memiliki sistem pertahanan udara berlapis-lapis yang sangat, sangat kompleks yang mampu menangkal rudal jelajah, rudal balistik, rudal jarak pendek, rudal jarak jauh. Mereka memiliki sistem berlapis-lapis yang melindungi mereka bahkan dari pesawat nirawak terkecil hingga rudal jelajah dan balistik yang sangat canggih yang dapat datang dari jarak 2.000 km di luar wilayah mereka,” ujar pengamat tersebut.

Dia menjelaskan, “Namun, ada konsep yang disebut ‘saturasi’, yang menyatakan Anda memiliki sejumlah peluncur di darat yang siap untuk mempertahankan wilayah udara Anda. Katakanlah Israel memiliki sejumlah peluncur yang siap dikerahkan dan aktif, mencari rudal yang datang dari mana saja. Jika Israel dihadapkan dengan sejumlah rudal ‘X plus satu’ yang datang ke arahnya, itu menjamin bahwa setidaknya satu rudal akan mengenai sasaran. Dan ketika kita memikirkannya, rasio pertahanan udara, tingkat pertahanan yang dapat digunakan pertahanan udara Israel untuk memusnahkan target adalah antara 84%…(dan) 90%. Jadi serangan rudal balistik skala besar, serangan pesawat nirawak skala besar benar-benar dapat merusak kehidupan kota Israel dan operasi sehari-hari dalam hal perdagangan, dalam hal birokrasi, diplomasi, dalam hal pendidikan, pariwisata, apa pun yang dapat Anda bayangkan.”
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More