Pentingnya Mempertahankan Ibu Kota Negara dalam Situasi Perang, Belajar dari Ukraina
Selasa, 27 Agustus 2024 - 15:01 WIB
Jatuhnya Ibu Kota Yaman dalam Perang Saudara
Kehilangan ibu kota negara dalam situasi perang sering kali dianggap sebagai indikator kekalahan atau kerugian signifikan.
Kasus perang saudara Yaman memberikan contoh yang jelas tentang kompleksitas situasi ini.
Dalam perang saudara Yaman antara pasukan pemerintah Presiden Abd Rabbo Mansour Hadi dan pemberontak Houthi, Ibu Kota Yaman; Sana'a telah berada di bawah kendali Houthi sejak 2014.
Keberhasilan Houthi merebut Sana'a merupakan titik balik penting dalam konflik, namun, hal tersebut tidak serta merta mengakhiri perjuangan pemerintah Hadi yang diakui secara internasional.
1. Ibu Kota sebagai Simbol dan Strategis
Kehilangan ibu kota, seperti Sana'a, bisa sangat merugikan dari segi simbolik.
Hal ini menunjukkan bahwa pihak yang kehilangan ibu kota tidak dapat mempertahankan pusat kekuasaan mereka.
Dalam perang saudara Yaman, pengambilalihan Sana'a oleh Houthi memperkuat klaim mereka sebagai pemerintah sah dan memperlemah posisi pemerintah Yaman yang diakui internasional.
Secara strategis, kehilangan ibu kota dapat memengaruhi kontrol teritorial dan akses ke sumber daya penting.
tulis komentar anda