Pentingnya Mempertahankan Ibu Kota Negara dalam Situasi Perang, Belajar dari Ukraina

Selasa, 27 Agustus 2024 - 15:01 WIB
Seorang veteran memberikan penghormatan untuk tentara Ukraina yang meninggal dalam perang Rusia-Ukraina selama Hari Kemerdekaan Ukraina di Kyiv. Foto/AP/Efrem Lukatsky
JAKARTA - Dalam perang besar-besaran, ibu kota negara sering kali menjadi titik fokus pertempuran dan simbol ketahanan.

Pelajaran penting mengenai hal ini dapat dipetik dari situasi di Ukraina sejak invasi Rusia pada Februari 2022.

Mempertahankan ibu kota bukan hanya tentang mempertahankan lokasi geografis, tetapi juga tentang melindungi identitas dan moral bangsa.





Belajar dari Ukraina Pertahankan Ibu Kota Negara



Ibu kota negara, sebagai pusat pemerintahan, ekonomi, dan budaya, sering kali menjadi target utama dalam konflik berskala besar.

Dalam perang, ibu kota tidak hanya memiliki nilai strategis tetapi juga simbolis. Seperti yang diungkapkan Dr Stephen Biddle, profesor di Columbia University dan pakar dalam teori perang: "Ibu kota negara berfungsi sebagai pusat kendali dan simbol ketahanan. Kehilangan ibu kota bisa mempengaruhi moral dan stabilitas negara."



Dalam konteks invasi Rusia ke Ukraina, Kyiv sebagai Ibu Kota Ukraina, menjadi fokus utama konflik.

Sejak awal invasi, Kyiv menghadapi ancaman langsung dari pasukan Rusia yang berusaha untuk merebut kontrol atas kota tersebut.

Pertahanan Kyiv memiliki dampak yang signifikan, baik dari segi militer maupun psikologis.

1. Ketahanan dan Moral Bangsa



Kyiv menjadi simbol perlawanan Ukraina. Menurut laporan BBC:"Pertahanan yang gigih oleh pasukan Ukraina di Kyiv tidak hanya menghalangi kemajuan pasukan Rusia tetapi juga memberikan dorongan moral bagi rakyat Ukraina."

Ketahanan kota ini menunjukkan kekuatan tekad dan komitmen negara terhadap kedaulatan dan kebebasan.

2. Dampak pada Strategi Musuh



Pertahanan yang kuat di ibu kota dapat mempengaruhi strategi musuh. Dr Michael Kofman, Direktur Program Studi Rusia di CNA, menyatakan: "Ketahanan Kyiv mengganggu rencana cepat Rusia untuk merebut seluruh Ukraina. Keberhasilan pertahanan di ibu kota memaksa Rusia untuk menyesuaikan strateginya dan berjuang lebih keras."

3. Dukungan Internasional



Pertahanan ibu kota juga dapat meningkatkan dukungan internasional. Ketika Kyiv menunjukkan ketahanan, banyak negara di seluruh dunia memberikan dukungan militer dan kemanusiaan kepada Ukraina.

Hal ini menunjukkan bagaimana mempertahankan ibu kota dapat mempengaruhi aliansi dan dukungan internasional.

Jatuhnya Ibu Kota Yaman dalam Perang Saudara



Kehilangan ibu kota negara dalam situasi perang sering kali dianggap sebagai indikator kekalahan atau kerugian signifikan.

Kasus perang saudara Yaman memberikan contoh yang jelas tentang kompleksitas situasi ini.

Dalam perang saudara Yaman antara pasukan pemerintah Presiden Abd Rabbo Mansour Hadi dan pemberontak Houthi, Ibu Kota Yaman; Sana'a telah berada di bawah kendali Houthi sejak 2014.

Keberhasilan Houthi merebut Sana'a merupakan titik balik penting dalam konflik, namun, hal tersebut tidak serta merta mengakhiri perjuangan pemerintah Hadi yang diakui secara internasional.

1. Ibu Kota sebagai Simbol dan Strategis



Kehilangan ibu kota, seperti Sana'a, bisa sangat merugikan dari segi simbolik.

Hal ini menunjukkan bahwa pihak yang kehilangan ibu kota tidak dapat mempertahankan pusat kekuasaan mereka.

Dalam perang saudara Yaman, pengambilalihan Sana'a oleh Houthi memperkuat klaim mereka sebagai pemerintah sah dan memperlemah posisi pemerintah Yaman yang diakui internasional.

Secara strategis, kehilangan ibu kota dapat memengaruhi kontrol teritorial dan akses ke sumber daya penting.

Namun, dalam konteks perang saudara yang berkepanjangan seperti di Yaman, kekuatan politik dan militer tidak sepenuhnya tergantung pada penguasaan ibu kota.

Pemerintah Yaman tetap mempertahankan kontrol atas sebagian besar wilayah selatan dan timur, dengan dukungan internasional yang signifikan.

2. Dampak Terhadap Moral dan Dukungan Internasional



Kehilangan ibu kota dapat merusak moral pasukan dan rakyat yang mendukung pemerintahan yang kalah. Namun, dalam perang saudara Yaman, dukungan internasional, terutama dari negara-negara koalisi yang mendukung pemerintah Yaman, memainkan peran penting.

Dukungan ini membantu pemerintah Yaman untuk terus beroperasi meskipun ibu kota telah jatuh ke tangan musuh.

Sejarah menunjukkan bahwa kehilangan ibu kota tidak selalu berarti kekalahan total.

Dalam beberapa kasus, pihak yang kalah dapat berusaha merebut kembali ibu kota atau mengonsolidasi kekuatan di wilayah lain.

Misalnya, pemerintah Yaman terus berjuang untuk merebut kembali wilayah yang hilang dan mempertahankan otoritas mereka di bagian lain negara.

3. Konteks Kompleks Konflik



Konflik seperti perang saudara Yaman sering kali melibatkan berbagai kepentingan lokal, regional, dan internasional.

Kekuatan asing, konflik suku, dan perpecahan internal dapat membuat situasi lebih kompleks.

Sebagai contoh, perang saudara Yaman melibatkan berbagai aktor dengan tujuan dan aliansi yang berbeda, yang menjadikannya lebih sulit untuk mengukur kemenangan atau kekalahan secara jelas hanya berdasarkan penguasaan ibu kota.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More