Sudah 20 Hari Sejak Kematian Haniyeh, Iran Belum juga Menyerang Israel, Ada Apa?
Senin, 19 Agustus 2024 - 16:23 WIB
Foto/AP
Namun, dampak dari antisipasi tersebut merupakan pedang bermata dua yang juga merugikan Iran dan sekutunya. Pasalnya, banyak pihak menuding bahwa Iran tidak serius mewujudkan ancaman tersebut.
"Dampak negatif terhadap Israel, baik itu tekanan di dalam negeri, mobilisasi militer, dan bahkan konsekuensi ekonomi, tidak akan terbatas pada Israel, tetapi juga memengaruhi Iran dan Lebanon," demikian peringatan Michael Horowitz, kepala intelijen di konsultan Le Beck International yang berpusat di Bahrain.
Foto/AP
Para analis mengatakan gagasan bahwa Iran menunda pembalasannya karena menikmati dampak psikologis yang ditimbulkannya lebih merupakan alasan daripada strategi yang tepat.
Mereka sepakat bahwa perdebatan dalam negeri yang intens, kompleksitas koordinasi dengan proksi, dan penilaian risiko yang terkait dengan serangan semuanya berkontribusi pada keraguan Iran.
Zimmt mengatakan Iran "menghadapi dilema besar" karena sementara Khamenei dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) yang kuat ingin memulihkan pencegahan Iran terhadap Israel, ada elemen-elemen di Iran yang khawatir serangan skala besar dapat menyeret Iran ke dalam perang dengan Israel dan bahkan mungkin Amerika Serikat.
Bahkan jika keputusan tentang cara menanggapi pembunuhan Haniyeh telah dibuat, koordinasi dengan Hizballah dan anggota lain dari apa yang disebut poros perlawanan -- jaringan sekutu dan proksi negara dan non-negara regional Teheran yang terjalin longgar -- merupakan proses yang memakan waktu.
Namun, dampak dari antisipasi tersebut merupakan pedang bermata dua yang juga merugikan Iran dan sekutunya. Pasalnya, banyak pihak menuding bahwa Iran tidak serius mewujudkan ancaman tersebut.
"Dampak negatif terhadap Israel, baik itu tekanan di dalam negeri, mobilisasi militer, dan bahkan konsekuensi ekonomi, tidak akan terbatas pada Israel, tetapi juga memengaruhi Iran dan Lebanon," demikian peringatan Michael Horowitz, kepala intelijen di konsultan Le Beck International yang berpusat di Bahrain.
Baca Juga
3. Mengobarkan Perang Psikologis
Foto/AP
Para analis mengatakan gagasan bahwa Iran menunda pembalasannya karena menikmati dampak psikologis yang ditimbulkannya lebih merupakan alasan daripada strategi yang tepat.
Mereka sepakat bahwa perdebatan dalam negeri yang intens, kompleksitas koordinasi dengan proksi, dan penilaian risiko yang terkait dengan serangan semuanya berkontribusi pada keraguan Iran.
Zimmt mengatakan Iran "menghadapi dilema besar" karena sementara Khamenei dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) yang kuat ingin memulihkan pencegahan Iran terhadap Israel, ada elemen-elemen di Iran yang khawatir serangan skala besar dapat menyeret Iran ke dalam perang dengan Israel dan bahkan mungkin Amerika Serikat.
Bahkan jika keputusan tentang cara menanggapi pembunuhan Haniyeh telah dibuat, koordinasi dengan Hizballah dan anggota lain dari apa yang disebut poros perlawanan -- jaringan sekutu dan proksi negara dan non-negara regional Teheran yang terjalin longgar -- merupakan proses yang memakan waktu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda