Putra Ismail Haniyeh Ungkap Warisan Ayahnya: Hati yang Menolong Semua Orang
Jum'at, 16 Agustus 2024 - 18:01 WIB
Abdel Salam mengatakan kedua pria itu memiliki banyak kesamaan seperti “masa muda mereka di Universitas Islam dan dalam konteks ini mereka bersama-sama di dewan mahasiswa dan kemudian di aparat Al-Majd, hanya untuk kemudian dipisahkan di dalam tahanan.”
Dia menambahkan kesetiaan ayahnya kepada sahabatnya ditunjukkan dalam kesepakatan “Wafa al-Ahrar” saat Ismail Haniyeh menjadi kepala Hamas dan pemerintahan Palestina dan dia menjadi “payung” untuk operasi yang menyebabkan Gilad Shalit ditahan, yang kemudian mengarah pada kesepakatan pertukaran tahanan yang menghasilkan pembebasan Sinwar.
Abdel Salam mengatakan ayahnya juga menikmati “hubungan istimewa” dengan mendiang Pemimpin Palestina Yasser Arafat.
Dia menekankan, “Pemimpin PLO mencintai pemimpin yang syahid itu dengan gaya dan kebijakannya,” seraya menambahkan ayahnya berada di balik visi pada tahun 1995 dan 1996 untuk “memasuki parlemen legislatif dan otoritas, dan hubungan dengan otoritas.”
Dengan tidak adanya keputusan yang bersatu dalam jajaran Hamas mengenai masalah ini, Ismail Haniyeh “memilih persatuan gerakan daripada visinya,” menurut putranya.
Dia melanjutkan dengan menjelaskan visi ayahnya diadopsi oleh gerakan tersebut pada 2005 setelah sepuluh tahun dia meletakkan dasar untuk itu.
Abdel Salam Haniyeh berbicara panjang lebar tentang pendidikan dan kehidupan ayahnya di kamp pengungsi Al-Shati.
“Martir Haniyeh dikenal sebagai ikon sosial, olahragawan, kemanusiaan, pendidikan, dan jihadis di kamp multi-faksi tersebut,” ungkap Abdel Salam Haniyeh.
Dia menambahkan kesetiaan ayahnya kepada sahabatnya ditunjukkan dalam kesepakatan “Wafa al-Ahrar” saat Ismail Haniyeh menjadi kepala Hamas dan pemerintahan Palestina dan dia menjadi “payung” untuk operasi yang menyebabkan Gilad Shalit ditahan, yang kemudian mengarah pada kesepakatan pertukaran tahanan yang menghasilkan pembebasan Sinwar.
Hubungan Istimewa
Abdel Salam mengatakan ayahnya juga menikmati “hubungan istimewa” dengan mendiang Pemimpin Palestina Yasser Arafat.
Dia menekankan, “Pemimpin PLO mencintai pemimpin yang syahid itu dengan gaya dan kebijakannya,” seraya menambahkan ayahnya berada di balik visi pada tahun 1995 dan 1996 untuk “memasuki parlemen legislatif dan otoritas, dan hubungan dengan otoritas.”
Dengan tidak adanya keputusan yang bersatu dalam jajaran Hamas mengenai masalah ini, Ismail Haniyeh “memilih persatuan gerakan daripada visinya,” menurut putranya.
Dia melanjutkan dengan menjelaskan visi ayahnya diadopsi oleh gerakan tersebut pada 2005 setelah sepuluh tahun dia meletakkan dasar untuk itu.
Dari Masa Kecil hingga Kesyahidan
Abdel Salam Haniyeh berbicara panjang lebar tentang pendidikan dan kehidupan ayahnya di kamp pengungsi Al-Shati.
“Martir Haniyeh dikenal sebagai ikon sosial, olahragawan, kemanusiaan, pendidikan, dan jihadis di kamp multi-faksi tersebut,” ungkap Abdel Salam Haniyeh.
tulis komentar anda