Putra Ismail Haniyeh Ungkap Warisan Ayahnya: Hati yang Menolong Semua Orang
Jum'at, 16 Agustus 2024 - 18:01 WIB
JALUR GAZA - Mendiang Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh adalah “hati yang menolong siapa pun yang dapat mencapainya,” menurut putranya Abdel Salam Haniyeh dalam wawancara eksklusif dengan jaringan media Lebanon Al-Mayadeen.
Abdel Salam Haniyeh berbicara tentang ayahnya, seorang pejuang, politisi, dan manusia yang tangguh.
Putra tertua mendiang pemimpin politik Hamas itu mengatakan banyaknya orang yang turun ke jalan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada ayahnya, menegaskan Palestina dan Yerusalem tetap menjadi “kompas bangsa ini, tidak peduli seberapa sulit keadaannya.”
Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, dibunuh dalam serangan Israel pada 31 Juli, di ibu kota Iran, Teheran.
Abdel Salam menggambarkan ayahnya sebagai sosok yang teguh dalam pendiriannya yang berprinsip tetapi juga sebagai sosok yang suka sepakat yang menyatukan berbagai pandangan.
Dia mengatakan, pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin, memilih ayahnya sebagai orang yang paling dekat dengannya.
“Yassin memandang Abu al-Abed (Haniyeh) sebagai putranya, putra keluarganya, kubunya, dan negaranya,” papar dia.
Pemuda itu mengatakan mendiang ayahnya dan Yahya Sinwar, yang baru-baru ini terpilih sebagai kepala biro politik Hamas, “lebih dari sekadar saudara.”
Abdel Salam Haniyeh berbicara tentang ayahnya, seorang pejuang, politisi, dan manusia yang tangguh.
Putra tertua mendiang pemimpin politik Hamas itu mengatakan banyaknya orang yang turun ke jalan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada ayahnya, menegaskan Palestina dan Yerusalem tetap menjadi “kompas bangsa ini, tidak peduli seberapa sulit keadaannya.”
Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, dibunuh dalam serangan Israel pada 31 Juli, di ibu kota Iran, Teheran.
Lebih dari Sekadar Saudara
Abdel Salam menggambarkan ayahnya sebagai sosok yang teguh dalam pendiriannya yang berprinsip tetapi juga sebagai sosok yang suka sepakat yang menyatukan berbagai pandangan.
Dia mengatakan, pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin, memilih ayahnya sebagai orang yang paling dekat dengannya.
“Yassin memandang Abu al-Abed (Haniyeh) sebagai putranya, putra keluarganya, kubunya, dan negaranya,” papar dia.
Pemuda itu mengatakan mendiang ayahnya dan Yahya Sinwar, yang baru-baru ini terpilih sebagai kepala biro politik Hamas, “lebih dari sekadar saudara.”
tulis komentar anda