Mengapa Negara Lain Perintahkan Warganya Keluar dari Lebanon, Ada Apa?
Rabu, 07 Agustus 2024 - 11:48 WIB
BEIRUT - Beberapa negara telah mendesak warga negaranya meninggalkan Lebanon, karena kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Timur Tengah semakin meningkat.
Iran telah bersumpah melakukan pembalasan yang "keras" terhadap Israel, yang disalahkannya atas kematian kepala politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada Rabu (31/7/2024). Israel belum berkomentar.
Pembunuhannya terjadi beberapa jam setelah Israel membunuh komandan senior Hizbullah Fuad Shukr di Beirut, Lebanon.
Para pejabat Barat khawatir Hizbullah, pejuang dan gerakan politik yang didukung Iran yang berbasis di Lebanon, dapat memainkan peran kunci dalam pembalasan semacam itu, yang pada gilirannya dapat memicu tanggapan serius Israel.
Semakin banyak penerbangan yang dibatalkan atau ditangguhkan di satu-satunya bandara komersial negara itu di Beirut.
Amerika Serikat (AS), Inggris, Australia, Prancis, Kanada, Korea Selatan, Arab Saudi, Jepang, Turki, dan Yordania termasuk di antara negara-negara yang telah mendesak warganya untuk meninggalkan Lebanon sesegera mungkin.
Kekhawatiran akan meningkatnya permusuhan yang dapat melanda Lebanon mencapai titik tertinggi sejak Hizbullah meningkatkan serangannya terhadap Israel, sehari setelah serangan mematikan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober, untuk mendukung warga Palestina di Gaza.
Sebagian besar pertempuran telah dibatasi di daerah perbatasan, dengan kedua belah pihak mengindikasikan tidak tertarik pada konflik yang lebih luas.
Namun, Hizbullah telah berjanji menanggapi pembunuhan Shukr, yang terjadi di Dahiyeh, benteng kelompok itu di pinggiran selatan Beirut.
Iran telah bersumpah melakukan pembalasan yang "keras" terhadap Israel, yang disalahkannya atas kematian kepala politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada Rabu (31/7/2024). Israel belum berkomentar.
Pembunuhannya terjadi beberapa jam setelah Israel membunuh komandan senior Hizbullah Fuad Shukr di Beirut, Lebanon.
Para pejabat Barat khawatir Hizbullah, pejuang dan gerakan politik yang didukung Iran yang berbasis di Lebanon, dapat memainkan peran kunci dalam pembalasan semacam itu, yang pada gilirannya dapat memicu tanggapan serius Israel.
Semakin banyak penerbangan yang dibatalkan atau ditangguhkan di satu-satunya bandara komersial negara itu di Beirut.
Amerika Serikat (AS), Inggris, Australia, Prancis, Kanada, Korea Selatan, Arab Saudi, Jepang, Turki, dan Yordania termasuk di antara negara-negara yang telah mendesak warganya untuk meninggalkan Lebanon sesegera mungkin.
Kekhawatiran akan meningkatnya permusuhan yang dapat melanda Lebanon mencapai titik tertinggi sejak Hizbullah meningkatkan serangannya terhadap Israel, sehari setelah serangan mematikan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober, untuk mendukung warga Palestina di Gaza.
Sebagian besar pertempuran telah dibatasi di daerah perbatasan, dengan kedua belah pihak mengindikasikan tidak tertarik pada konflik yang lebih luas.
Namun, Hizbullah telah berjanji menanggapi pembunuhan Shukr, yang terjadi di Dahiyeh, benteng kelompok itu di pinggiran selatan Beirut.
tulis komentar anda