Israel Jadikan Air sebagai Senjata dalam Operasi Militer di Gaza
Jum'at, 19 Juli 2024 - 15:01 WIB
Lembaga amal dunia itu juga mencatat pemerintah Israel memicu kekurangan air dengan memutus pasokan air eksternal, menghancurkan fasilitas air, dan dengan sengaja menghalangi bantuan untuk sampai ke warga Palestina di Gaza.
Tindakan-tindakan ini secara kolektif, dan dikombinasikan dengan pemboman terus-menerus oleh Israel, telah menghancurkan kapasitas para pelaku kemanusiaan untuk menyediakan layanan darurat yang menyelamatkan nyawa bagi warga Gaza, dan melumpuhkan upaya untuk memulihkan produksi air.
“Tindakan-tindakan tersebut juga telah menyebabkan kontaminasi yang meluas oleh limbah, yang mengancam nyawa warga Palestina,” ungkap lembaga tersebut.
Sejak dimulainya perang brutal Israel di Gaza, lima lokasi infrastruktur air telah rusak setiap tiga hari, sementara 70% dari semua pompa pembuangan limbah dan 100% dari semua pabrik pengolahan air limbah juga telah hancur, menurut Oxfam.
Komisi Penyelidikan Internasional Independen PBB awal tahun ini memperingatkan Israel menyandera seluruh penduduk Jalur Gaza.
Pernyataan dari pejabat Israel menunjukkan niat mereka memanfaatkan penyediaan kebutuhan pokok, termasuk makanan, obat-obatan, air, bahan bakar, dan listrik, untuk menyandera seluruh penduduk Jalur Gaza guna mengejar tujuan politik dan militer.
Menurut Oxfam, dampaknya terhadap kesehatan masyarakat di Gaza sangat dahsyat, dengan kasus penyakit yang ditularkan melalui air yang dilaporkan meroket.
Oxfam meminta para pejabat Israel mengakhiri pengepungan dan mencabut blokade terhadap Gaza untuk memungkinkan akses tanpa hambatan dan berkelanjutan terhadap bantuan kemanusiaan, khususnya untuk makanan, air bersih, sanitasi, dan tempat tinggal.
Lembaga amal tersebut mendesak masyarakat internasional mengambil tindakan tegas “untuk menegakkan keadilan dan hak asasi manusia, mencegah penderitaan lebih lanjut, dan melindungi hak-hak warga Palestina di Gaza, termasuk yang tercantum dalam Konvensi Jenewa dan Genosida.”
Tindakan-tindakan ini secara kolektif, dan dikombinasikan dengan pemboman terus-menerus oleh Israel, telah menghancurkan kapasitas para pelaku kemanusiaan untuk menyediakan layanan darurat yang menyelamatkan nyawa bagi warga Gaza, dan melumpuhkan upaya untuk memulihkan produksi air.
“Tindakan-tindakan tersebut juga telah menyebabkan kontaminasi yang meluas oleh limbah, yang mengancam nyawa warga Palestina,” ungkap lembaga tersebut.
Sejak dimulainya perang brutal Israel di Gaza, lima lokasi infrastruktur air telah rusak setiap tiga hari, sementara 70% dari semua pompa pembuangan limbah dan 100% dari semua pabrik pengolahan air limbah juga telah hancur, menurut Oxfam.
Seluruh Penduduk Gaza Disandera
Komisi Penyelidikan Internasional Independen PBB awal tahun ini memperingatkan Israel menyandera seluruh penduduk Jalur Gaza.
Pernyataan dari pejabat Israel menunjukkan niat mereka memanfaatkan penyediaan kebutuhan pokok, termasuk makanan, obat-obatan, air, bahan bakar, dan listrik, untuk menyandera seluruh penduduk Jalur Gaza guna mengejar tujuan politik dan militer.
Menurut Oxfam, dampaknya terhadap kesehatan masyarakat di Gaza sangat dahsyat, dengan kasus penyakit yang ditularkan melalui air yang dilaporkan meroket.
Oxfam meminta para pejabat Israel mengakhiri pengepungan dan mencabut blokade terhadap Gaza untuk memungkinkan akses tanpa hambatan dan berkelanjutan terhadap bantuan kemanusiaan, khususnya untuk makanan, air bersih, sanitasi, dan tempat tinggal.
Lembaga amal tersebut mendesak masyarakat internasional mengambil tindakan tegas “untuk menegakkan keadilan dan hak asasi manusia, mencegah penderitaan lebih lanjut, dan melindungi hak-hak warga Palestina di Gaza, termasuk yang tercantum dalam Konvensi Jenewa dan Genosida.”
Lihat Juga :
tulis komentar anda