Putra Netanyahu Tuduh Negara Islam Ini Salah Satu Sponsor Terbesar Terorisme
Kamis, 18 Juli 2024 - 08:20 WIB
TEL AVIV - Putra Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, Yair Netanyahu, menuduh Qatar sebagai salah satu sponsor terbesar terorisme negara.
Tuduhan ini telah memicu reaksi keras dari para pemimpin negara Islam di Teluk tersebut, yang salah satunya menyebut tuduhan tersebut sebagai kebohongan dan omong kosong yang tidak bertanggung jawab.
Pernyataan Yair muncul pada saat yang sensitif dalam perundingan gencatan senjata untuk memulangkan para sandera, di mana Doha memainkan peran mediasi yang penting.
Seorang pejabat Israel memperingatkan bahwa pernyataan Yair dapat memperumit perundingan.
Dalam rekaman yang dirilis oleh Walla, Yair terdengar berbicara di panel konferensi Gereja Evangelis di Miami, Florida, tempat dia tinggal selama beberapa bulan di Amerika Serikat (AS).
“Anda mempunyai sponsor terorisme lain, yaitu Qatar,” katanya kepada hadirin.
“Ini adalah negara kaya yang, karena alasan tertentu, menerima perlakuan karpet merah di Washington dan New York, namun mereka adalah penyandang dana terorisme terbesar kedua di dunia setelah Iran," paparnya.
Putra PM Netanyahu tersebut juga menuduh Doha sebagai donor terbesar bagi universitas-universitas Amerika, yang menyiratkan adanya hubungan antara pendanaan Qatar dan protes mahasiswa pro-Palestina baru-baru ini di kampus-kampus Amerika.
Dia mengkritik pendanaan radikal kiri dan organisasi milik George Soros karena mengorganisir protes terhadap Israel. “Tetapi Israel bukanlah target sebenarnya,” klaimnya.
“Target sebenarnya mereka adalah meruntuhkan tatanan sosial di Amerika Serikat. Israel hanyalah sebuah eksperimen untuk melihat seberapa baik pasukan penindas dan perusuh ini bekerja ketika mereka benar-benar ingin memanfaatkannya," katanya.
Yair tidak menyinggung 120 tawanan perang Israel yang ditahan di Gaza, yang sedang diusahakan untuk dibebaskan oleh para pemimpin Qatar melalui perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Seorang pejabat senior Qatar, ketika berbicara dengan Walla, menolak tuduhan Yair Netanyahu."Itu kebohongan dan omong kosong yang tidak bertanggung jawab,” katanya, dan menyatakan bahwa pemilihan waktu untuk menyampaikan pernyataannya, di tengah negosiasi kritis, hanya dapat memperumit masalah.
“Kata-kata Yair Netanyahu tampaknya disalin langsung dari pedoman organisasi ekstremis yang bermusuhan dan menentang solusi damai terhadap krisis di Gaza,” kata pejabat tersebut kepada Walla.
“Klaim palsu ini tidak akan mengurangi tekanan pada mereka yang memilih untuk melanjutkan perang.”
Pejabat tersebut juga menjawab tuduhan mengenai pendanaan Qatar terhadap universitas-universitas Amerika, dan mengklarifikasi bahwa pembayaran tersebut bukanlah sumbangan melainkan biaya untuk kampus satelit universitas-universitas tersebut di Qatar.
“Qatar tidak terlibat dalam demonstrasi kampus baru-baru ini di AS,” imbuh dia.
Menurut Times of Israel, Kamis (18/7/2024), Yair Netanyahu telah tinggal di Florida sejak tahun lalu setelah orang tuanya dilaporkan meminta dia berhenti memposting di media sosial dan menghindari komunikasi langsung dengan anggota parlemen atau menteri Israel.
Langkah ini menyusul tuduhan bahwa dia mengobarkan ketegangan di Israel dan memperburuk keretakan diplomatik dengan Amerika Serikat.
Selain kehadirannya yang kontroversial di media sosial, yang berujung pada tindakan hukum, Yair juga menghadapi kritik karena tetap tinggal di AS meskipun Israel sedang perang, sementara puluhan ribu warga Israel kembali ke negaranya untuk bergabung dengan 360.000 tentara cadangan yang telah dipanggil tugas.
Tuduhan ini telah memicu reaksi keras dari para pemimpin negara Islam di Teluk tersebut, yang salah satunya menyebut tuduhan tersebut sebagai kebohongan dan omong kosong yang tidak bertanggung jawab.
Pernyataan Yair muncul pada saat yang sensitif dalam perundingan gencatan senjata untuk memulangkan para sandera, di mana Doha memainkan peran mediasi yang penting.
Seorang pejabat Israel memperingatkan bahwa pernyataan Yair dapat memperumit perundingan.
Dalam rekaman yang dirilis oleh Walla, Yair terdengar berbicara di panel konferensi Gereja Evangelis di Miami, Florida, tempat dia tinggal selama beberapa bulan di Amerika Serikat (AS).
“Anda mempunyai sponsor terorisme lain, yaitu Qatar,” katanya kepada hadirin.
“Ini adalah negara kaya yang, karena alasan tertentu, menerima perlakuan karpet merah di Washington dan New York, namun mereka adalah penyandang dana terorisme terbesar kedua di dunia setelah Iran," paparnya.
Putra PM Netanyahu tersebut juga menuduh Doha sebagai donor terbesar bagi universitas-universitas Amerika, yang menyiratkan adanya hubungan antara pendanaan Qatar dan protes mahasiswa pro-Palestina baru-baru ini di kampus-kampus Amerika.
Dia mengkritik pendanaan radikal kiri dan organisasi milik George Soros karena mengorganisir protes terhadap Israel. “Tetapi Israel bukanlah target sebenarnya,” klaimnya.
“Target sebenarnya mereka adalah meruntuhkan tatanan sosial di Amerika Serikat. Israel hanyalah sebuah eksperimen untuk melihat seberapa baik pasukan penindas dan perusuh ini bekerja ketika mereka benar-benar ingin memanfaatkannya," katanya.
Yair tidak menyinggung 120 tawanan perang Israel yang ditahan di Gaza, yang sedang diusahakan untuk dibebaskan oleh para pemimpin Qatar melalui perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Seorang pejabat senior Qatar, ketika berbicara dengan Walla, menolak tuduhan Yair Netanyahu."Itu kebohongan dan omong kosong yang tidak bertanggung jawab,” katanya, dan menyatakan bahwa pemilihan waktu untuk menyampaikan pernyataannya, di tengah negosiasi kritis, hanya dapat memperumit masalah.
“Kata-kata Yair Netanyahu tampaknya disalin langsung dari pedoman organisasi ekstremis yang bermusuhan dan menentang solusi damai terhadap krisis di Gaza,” kata pejabat tersebut kepada Walla.
“Klaim palsu ini tidak akan mengurangi tekanan pada mereka yang memilih untuk melanjutkan perang.”
Pejabat tersebut juga menjawab tuduhan mengenai pendanaan Qatar terhadap universitas-universitas Amerika, dan mengklarifikasi bahwa pembayaran tersebut bukanlah sumbangan melainkan biaya untuk kampus satelit universitas-universitas tersebut di Qatar.
“Qatar tidak terlibat dalam demonstrasi kampus baru-baru ini di AS,” imbuh dia.
Menurut Times of Israel, Kamis (18/7/2024), Yair Netanyahu telah tinggal di Florida sejak tahun lalu setelah orang tuanya dilaporkan meminta dia berhenti memposting di media sosial dan menghindari komunikasi langsung dengan anggota parlemen atau menteri Israel.
Langkah ini menyusul tuduhan bahwa dia mengobarkan ketegangan di Israel dan memperburuk keretakan diplomatik dengan Amerika Serikat.
Selain kehadirannya yang kontroversial di media sosial, yang berujung pada tindakan hukum, Yair juga menghadapi kritik karena tetap tinggal di AS meskipun Israel sedang perang, sementara puluhan ribu warga Israel kembali ke negaranya untuk bergabung dengan 360.000 tentara cadangan yang telah dipanggil tugas.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda