Sejumlah Negara Khawatir Aktivitas Peretasan China Ancam Keamanan Global

Rabu, 17 Juli 2024 - 09:30 WIB
"Sejak laporan tersebut diterbitkan pada Februari, Badan Intelijen dan Keamanan Militer Belanda (MIVD) telah melakukan penelitian tambahan terkait kampanye spionase siber China terkait. Penelitian ini mengungkapkan bahwa dengan mengeksploitasi kerentanan yang memengaruhi perangkat FortiGate, aktor negara memperoleh akses ke sedikitnya 20.000 perangkat FortiGate secara global dalam beberapa bulan pada 2022 dan 2023," bunyi pernyataan Pemerintah Belanda.

Bahkan dengan laporan teknis yang diterbitkan tentang malware COATHANGER, mendeteksi dan memitigasi infeksi oleh aktor negara tetap menjadi tantangan. Oleh karena itu, badan intelijen dan keamanan Belanda serta NCSC menganggap mungkin saja aktor tersebut saat ini terus memiliki akses ke sistem sejumlah besar korbannya.



Ancaman Keamanan Dunia



Di AS, tujuh peretas terkait China telah didakwa atas intrusi komputer yang menargetkan para pengkritik Beijing serta pebisnis dan politisi AS.



Maret lalu, Jaksa Agung AS Merrick B. Garland mengatakan: "Departemen Kehakiman tidak akan menoleransi upaya pemerintah China dalam mengintimidasi warga Amerika yang melayani publik, membungkam para pembangkang yang dilindungi hukum Amerika, atau mencuri dari bisnis Amerika."

Dalam pesannya yang kuat, Garland mengatakan: "Kasus ini berfungsi sebagai pengingat akan tujuan yang ingin dicapai pemerintah China untuk menargetkan dan mengintimidasi para pengkritiknya, termasuk meluncurkan operasi siber jahat yang bertujuan mengancam keamanan nasional Amerika Serikat dan sekutu-sekutu kami."

Di Inggris, para hacker China menyusup ke dunia pertahanan ketika sekitar 270.000 catatan penggajian milik hampir semua anggota angkatan bersenjata Inggris dilaporkan terekspos ke peretas yang didukung Beijing.

Data yang dibobol itu mencakup nama dan detail bank untuk personel militer penuh waktu, cadangan paruh waktu, termasuk setidaknya satu anggota Parlemen, dan veteran yang meninggalkan Inggris setelah Januari 2018. Data tersebut dikelola kontraktor swasta, SSCL, menurut laporan surat kabar The Guardian.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More