3 Negara Asia Tenggara yang Ingin Bergabung dengan BRICS, Salah Satunya Tetangga Indonesia
Rabu, 10 Juli 2024 - 20:20 WIB
Pada bulan Juni, selama kunjungan tiga hari Perdana Menteri China Li Qiang ke Malaysia, Anwar mengkritik “propaganda yang tak henti-hentinya menyatakan bahwa kita harus melontarkan fitnah dan takut akan dominasi Tiongkok secara ekonomi, militer, dan teknologi.”
"Kami tidak melakukannya. Kami di Malaysia, yang memiliki sikap netral, memiliki tekad untuk bekerja sama dengan semua negara dan dengan China," tambahnya.
Dalam pandangan Rahul Mishra, profesor di Pusat Studi Indo-Pasifik di Jawaharlal Nehru Universitas di New Delhi, kepada DW, BRICS dapat membantu ekonomi digital Malaysia tumbuh lebih cepat dengan memungkinkan negara tersebut berintegrasi dengan negara-negara yang memiliki pasar digital yang kuat dan juga memanfaatkan praktik terbaik dari anggota lainnya.
Foto/AP
“Thailand juga akan mampu menarik investasi di industri-industri penting termasuk jasa, manufaktur, dan pertanian,” ungkap Mishra.
Bulan lalu, Thailand mengajukan permintaan keanggotaan.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Thailand Maris Sangiampongsa menegaskan bahwa Bangkok tidak memandang bergabung dengan BRICS sebagai tindakan “memilih pihak,” atau sebagai cara untuk mengimbangi blok lain.
“Thailand memiliki keunikan karena kami berteman dengan setiap negara dan tidak bermusuhan dengan siapa pun. Kami dapat bertindak sebagai jembatan antara negara-negara berkembang dan anggota BRICS,” kata Maris.
"Kami tidak melakukannya. Kami di Malaysia, yang memiliki sikap netral, memiliki tekad untuk bekerja sama dengan semua negara dan dengan China," tambahnya.
Dalam pandangan Rahul Mishra, profesor di Pusat Studi Indo-Pasifik di Jawaharlal Nehru Universitas di New Delhi, kepada DW, BRICS dapat membantu ekonomi digital Malaysia tumbuh lebih cepat dengan memungkinkan negara tersebut berintegrasi dengan negara-negara yang memiliki pasar digital yang kuat dan juga memanfaatkan praktik terbaik dari anggota lainnya.
2. Thailand
Foto/AP
“Thailand juga akan mampu menarik investasi di industri-industri penting termasuk jasa, manufaktur, dan pertanian,” ungkap Mishra.
Bulan lalu, Thailand mengajukan permintaan keanggotaan.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Thailand Maris Sangiampongsa menegaskan bahwa Bangkok tidak memandang bergabung dengan BRICS sebagai tindakan “memilih pihak,” atau sebagai cara untuk mengimbangi blok lain.
“Thailand memiliki keunikan karena kami berteman dengan setiap negara dan tidak bermusuhan dengan siapa pun. Kami dapat bertindak sebagai jembatan antara negara-negara berkembang dan anggota BRICS,” kata Maris.
tulis komentar anda