Korea Utara Tembakkan 2 Rudal Balistik usai AS-Korsel-Jepang Latihan Perang Gabungan
Senin, 01 Juli 2024 - 08:00 WIB
Menanggapi manuver berulang kali oleh Korea Utara, Korea Selatan telah sepenuhnya menangguhkan perjanjian militer. Mereka juga melanjutkan siaran propaganda melalui pengeras suara dan latihan tembak-menembak di dekat perbatasan.
Korea Selatan juga semakin cemas atas eratnya hubungan Korea Utara dengan tetangganya; Rusia.
Korea Utara telah dituduh melanggar langkah-langkah pengendalian senjata dengan memasok senjata ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengadakan pertemuan puncak dengan pemimpin Korut Kim Jong Un di Pyongyang pada bulan Juni untuk menunjukkan persatuan.
Pada hari Minggu, Pyongyang mengutuk latihan perang gabungan AS-Korsel-Jepang dan menyebutnya sebagai “NATO versi Asia”. Korut juga memperingatkan “konsekuensi fatal” atas tindakan Amerika dan sekutunya.
Latihan perang gabungan "Freedom Edge" selama tiga hari mencakup manuver rudal balistik dan sistem pertahanan udara, perang anti-kapal selam, dan pelatihan siber defensif.
Pyongyang selalu mengecam latihan perang gabungan semacam itu sebagai latihan invasi, namun Seoul mengatakan pada hari Minggu bahwa latihan terbaru tersebut merupakan kelanjutan dari latihan pertahanan yang diadakan secara rutin selama bertahun-tahun.
Korea Selatan juga semakin cemas atas eratnya hubungan Korea Utara dengan tetangganya; Rusia.
Korea Utara telah dituduh melanggar langkah-langkah pengendalian senjata dengan memasok senjata ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengadakan pertemuan puncak dengan pemimpin Korut Kim Jong Un di Pyongyang pada bulan Juni untuk menunjukkan persatuan.
Pada hari Minggu, Pyongyang mengutuk latihan perang gabungan AS-Korsel-Jepang dan menyebutnya sebagai “NATO versi Asia”. Korut juga memperingatkan “konsekuensi fatal” atas tindakan Amerika dan sekutunya.
Latihan perang gabungan "Freedom Edge" selama tiga hari mencakup manuver rudal balistik dan sistem pertahanan udara, perang anti-kapal selam, dan pelatihan siber defensif.
Pyongyang selalu mengecam latihan perang gabungan semacam itu sebagai latihan invasi, namun Seoul mengatakan pada hari Minggu bahwa latihan terbaru tersebut merupakan kelanjutan dari latihan pertahanan yang diadakan secara rutin selama bertahun-tahun.
(mas)
tulis komentar anda