Profil Presiden Bolivia Luis Arce yang Selamat dari Kudeta Militer
Jum'at, 28 Juni 2024 - 15:18 WIB
Mengutip AP, Jumat (28/6/2024), Arce lahir pada 28 September 1963. Artinya, saat ini usianya sudah memasuki 60 tahun.
Arce pernah belajar ekonomi di Inggris. Sebagai ekonom, dia menghabiskan sebagian besar waktu untuk bekerja di bidang perbankan dan akuntansi, khususnya di bank sentral.
Kiprahnya tersebut membuat Evo Morales yang waktu itu menjadi Presiden Bolivia tertarik padanya. Akhirnya, Morales menunjuk Arce sebagai menteri pada 2006.
Lebih dari sepuluh tahun mengabdi untuk pemerintahan Morales, Arce banyak dipuji dengan berbagai keberhasilannya. Akan tetapi, akhir masa jabatannya harus berlangsung lebih cepat akibat diagnosis kanker ginjal yang memaksanya pergi berobat ke luar negeri.
Setelah menjalani pemulihan, Arce kembali diangkat ke posisinya yang dulu pada Januari 2019. Namun, dia mengundurkan diri dari jabatannya di tengah kerusuhan sosial yang dihadapi Bolivia pada Oktober-November.
Puncaknya, Morales dipecat sebagai presiden oleh Parlemen di tengah tuduhan kecurangan pemilu. Setelahnya, muncul nama presiden baru; Jeanine Anez.
Terlepas dari itu, Arce ternyata berencana untuk mencalonkan diri sebagai presiden Bolivia. Dia pun mulai membangun reputasinya dengan melakukan sejumlah kampanye, termasuk di luar negeri.
Pada 2020, Arce memenangkan pemilu setelah periode kekacauan politik yang mendalam di Bolivia. Sebagai presiden, dia mulai membangun kembali stabilitas politik.
Melihat berbagai kebijakannya, Arce telah berjuang untuk mengelola kekurangan dolar AS yang membebani perekonomian. Hal ini menyebabkan lembaga pemeringkat kredit menurunkan peringkat utang Bolivia ke status “sampah”.
Selain itu, pemerintahan Arce juga menandatangani perjanjian dengan perusahaan-perusahaan Rusia dan China untuk mengembangkan cadangan litium dalam jumlah besar. Sayangnya, Parlemen belum menyetujui kontrak apa pun.
Arce pernah belajar ekonomi di Inggris. Sebagai ekonom, dia menghabiskan sebagian besar waktu untuk bekerja di bidang perbankan dan akuntansi, khususnya di bank sentral.
Kiprahnya tersebut membuat Evo Morales yang waktu itu menjadi Presiden Bolivia tertarik padanya. Akhirnya, Morales menunjuk Arce sebagai menteri pada 2006.
Lebih dari sepuluh tahun mengabdi untuk pemerintahan Morales, Arce banyak dipuji dengan berbagai keberhasilannya. Akan tetapi, akhir masa jabatannya harus berlangsung lebih cepat akibat diagnosis kanker ginjal yang memaksanya pergi berobat ke luar negeri.
Setelah menjalani pemulihan, Arce kembali diangkat ke posisinya yang dulu pada Januari 2019. Namun, dia mengundurkan diri dari jabatannya di tengah kerusuhan sosial yang dihadapi Bolivia pada Oktober-November.
Puncaknya, Morales dipecat sebagai presiden oleh Parlemen di tengah tuduhan kecurangan pemilu. Setelahnya, muncul nama presiden baru; Jeanine Anez.
Terlepas dari itu, Arce ternyata berencana untuk mencalonkan diri sebagai presiden Bolivia. Dia pun mulai membangun reputasinya dengan melakukan sejumlah kampanye, termasuk di luar negeri.
Pada 2020, Arce memenangkan pemilu setelah periode kekacauan politik yang mendalam di Bolivia. Sebagai presiden, dia mulai membangun kembali stabilitas politik.
Melihat berbagai kebijakannya, Arce telah berjuang untuk mengelola kekurangan dolar AS yang membebani perekonomian. Hal ini menyebabkan lembaga pemeringkat kredit menurunkan peringkat utang Bolivia ke status “sampah”.
Selain itu, pemerintahan Arce juga menandatangani perjanjian dengan perusahaan-perusahaan Rusia dan China untuk mengembangkan cadangan litium dalam jumlah besar. Sayangnya, Parlemen belum menyetujui kontrak apa pun.
tulis komentar anda