Korut Tembakkan Rudal Hipersonik saat Kapal Induk Nuklir AS Unjuk Kekuatan di Korsel
Kamis, 27 Juni 2024 - 07:36 WIB
Dalam percakapan telepon tiga arah, diplomat senior dari Korea Selatan, Amerika Serikat (AS), dan Jepang mengecam peluncuran rudal tersebut sebagai pelanggaran terhadap resolusi PBB dan setuju untuk menjaga koordinasi yang erat mengenai Korea Utara. Demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan.
Korea Utara telah melakukan serangkaian uji coba rudal hipersonik sejak tahun 2021 sebagai upaya nyata untuk memperoleh kemampuan menembus perisai pertahanan rudal pesaingnya.
Para pakar asing mempertanyakan apakah rudal tersebut telah mencapai kecepatan dan kemampuan manuver yang diinginkan selama uji terbang.
Dalam beberapa tahun terakhir, Korea Utara juga telah mengembangkan lebih banyak rudal yang menggunakan bahan bakar padat. Peluncuran rudal semacam itu lebih sulit dideteksi dibandingkan rudal berbahan bakar cair, yang harus diisi bahan bakarnya sebelum lepas landas.
Uji tembak rudal pada hari Rabu terjadi ketika kedua Korea terlibat dalam perang psikologis ala Perang Dingin dengan menggunakan balon dan siaran pengeras suara.
Pada Rabu malam, Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara menerbangkan balon-balon besar yang kemungkinan besar membawa sampah melintasi perbatasan selama tiga hari berturut-turut.
Peluncuran sebelumnya menjatuhkan kotoran, puntung rokok, limbah baterai, potongan kain dan kertas bekas di Korea Selatan.
Peluncuran balon pada Selasa malam mengakibatkan penangguhan lepas landas dan pendaratan di Bandara Internasional Incheon Korea Selatan, sekitar satu jam perjalanan dari perbatasan, selama tiga jam pada Rabu pagi, yang merupakan gangguan kedua sejak peluncuran balon Korea Utara dimulai pada 28 Mei.
Korea Utara mengatakan pihaknya menanggapi balon-balon yang diluncurkan oleh aktivis Korea Selatan yang membawa selebaran politik ke Korea Utara.
Juga pada hari Rabu, Korea Selatan dan AS menerbangkan 30 jet tempur canggih sebagai bagian dari latihan tempur gabungan minggu ini.
Korea Utara telah melakukan serangkaian uji coba rudal hipersonik sejak tahun 2021 sebagai upaya nyata untuk memperoleh kemampuan menembus perisai pertahanan rudal pesaingnya.
Para pakar asing mempertanyakan apakah rudal tersebut telah mencapai kecepatan dan kemampuan manuver yang diinginkan selama uji terbang.
Dalam beberapa tahun terakhir, Korea Utara juga telah mengembangkan lebih banyak rudal yang menggunakan bahan bakar padat. Peluncuran rudal semacam itu lebih sulit dideteksi dibandingkan rudal berbahan bakar cair, yang harus diisi bahan bakarnya sebelum lepas landas.
Uji tembak rudal pada hari Rabu terjadi ketika kedua Korea terlibat dalam perang psikologis ala Perang Dingin dengan menggunakan balon dan siaran pengeras suara.
Pada Rabu malam, Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara menerbangkan balon-balon besar yang kemungkinan besar membawa sampah melintasi perbatasan selama tiga hari berturut-turut.
Peluncuran sebelumnya menjatuhkan kotoran, puntung rokok, limbah baterai, potongan kain dan kertas bekas di Korea Selatan.
Peluncuran balon pada Selasa malam mengakibatkan penangguhan lepas landas dan pendaratan di Bandara Internasional Incheon Korea Selatan, sekitar satu jam perjalanan dari perbatasan, selama tiga jam pada Rabu pagi, yang merupakan gangguan kedua sejak peluncuran balon Korea Utara dimulai pada 28 Mei.
Korea Utara mengatakan pihaknya menanggapi balon-balon yang diluncurkan oleh aktivis Korea Selatan yang membawa selebaran politik ke Korea Utara.
Juga pada hari Rabu, Korea Selatan dan AS menerbangkan 30 jet tempur canggih sebagai bagian dari latihan tempur gabungan minggu ini.
tulis komentar anda