Armenia Resmi Akui Negara Palestina, Israel Terpukul

Sabtu, 22 Juni 2024 - 09:46 WIB
Sejak tahun 1915 dan seterusnya, ketika 1,5 juta etnis Armenia dibantai di seluruh semenanjung Anatolia, komunitas tersebut membengkak karena ribuan korban melarikan diri dan bermukim kembali di kawasan Armenia di Yerusalem.

Namun populasinya telah menurun di tengah penganiayaan Israel dan ketidakstabilan ekonomi. Saat ini, ada 4.500 orang Armenia yang tinggal di Palestina, dibandingkan dengan 15.000 orang pada tahun 1948.

Masalah Keadilan Sejarah



Pengumuman Armenia mengikuti langkah serupa dari Spanyol, Irlandia, dan Norwegia, yang bulan lalu secara resmi mengakui negara Palestina.

Mereka bergabung dengan lebih dari 140 negara anggota PBB yang telah mengakui kenegaraan Palestina selama empat dekade terakhir.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menegaskan pengakuan tersebut merupakan “masalah keadilan historis”.

“Satu-satunya jalan menuju terciptanya perdamaian adalah pembentukan negara Palestina, yang hidup berdampingan dengan negara Israel,” ujar dia.

“Negara Palestina harus dapat berdiri dengan Tepi Barat dan Gaza yang dihubungkan oleh koridor dan dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” papar Sanchez.

Pengakuan tersebut memicu kemarahan dari para politisi Israel, yang mendorong mereka menarik duta besar mereka dari ketiga negara tersebut.

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menuduh Sanchez dari Spanyol sebagai “mitra hasutan” untuk “genosida” Yahudi. Pernyataan Katz itu jelas bertentangan dengan kenyataan karena Israel sendirilah yang kini melakukan genosida di Gaza.

Sebagian besar negara di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan mengakui negara Palestina.

Meskipun semakin banyak negara anggota Uni Eropa (UE) yang mengumumkan pengakuan, hanya 11 dari 27 negara yang telah mengambil langkah tersebut, termasuk Bulgaria, Siprus, Ceko, Hongaria, Polandia, Rumania, Slowakia, dan Swedia.

Khususnya, Prancis, Belgia, Denmark, Estonia, Yunani, Luksemburg, Portugal, Slovenia, dan Malta, negara-negara anggota UE yang tidak mengakui Palestina, termasuk di antara negara-negara yang memberikan suara mendukung upaya Palestina untuk menjadi anggota PBB pada 10 Mei.

Dalam beberapa pekan terakhir, Slovenia dan Malta telah mengindikasikan mereka berencana melakukan langkah yang sama.

Prancis terus menunda keputusannya, dengan Presiden Emmanuel Macron mengatakan dia sedang menunggu "waktu yang tepat" untuk mengambil langkah tersebut.

Posisi UE juga dipegang oleh negara-negara barat lainnya seperti Amerika Serikat dan Inggris yang menjadi pemasok senjata yang digunakan Israel untuk membantai warga Palestina.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More