Hizbullah Miliki 130.000 Rudal, Israel Bisa Lumpuh Mengerikan dalam 3 Hari
Kamis, 20 Juni 2024 - 09:36 WIB
BEIRUT - Michael Oren, seorang diplomat Zionis, memberikan gambaran mengerikan yang bisa dialami Israel jika perang habis-habisan melawan Hizbullah.
Oren mengatakan negaranya bisa lumpuh mengerikan dalam tiga hari pertama perang habis-habisan karena semua infrastruktur penting Israel menjadi target. Itu termasuk kilang minyak, pangkalan udara, dan yang terpenting situs nuklir Dimona.
Analisis Oran telah diulas Foreign Policy (FP) pada Rabu (19/6/2024).
Seperti diketahui, Hizbullah telah melancarkan serangan roket paling signifikan ke Israel pekan lalu sebagai pembalasan atas serangan udara Israel yang menewaskan seorang komandan senior kelompok tersebut. Hal itu meningkatkan kekhawatiran bahwa konflik dapat meningkat dengan cepat.
Mulai 8 Oktober 2023, Hizbullah telah meluncurkan ribuan roket, rudal anti-tank, dan drone ke Israel, sementara Angkatan Udara Israel membalasnya dengan ratusan serangan udara di Lebanon selatan.
"Sekitar 140.000 orang telah mengungsi dari rumah mereka di kedua sisi perbatasan," tulis FP.
Meskipun ada seruan dari Amerika Serikat dan sekutu Barat lainnya untuk melakukan deeskalasi, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengatakan pada hari Selasa bahwa negaranya sedang mempertimbangkan pilihan untuk berperang dengan Lebanon. "Dalam perang total, Hizbullah akan dihancurkan dan Lebanon akan terkena dampak paling parah," klaim Katz.
Namun, menurut laporan FP, Israel juga akan menderita kerugian yang signifikan.
Oren mengatakan negaranya bisa lumpuh mengerikan dalam tiga hari pertama perang habis-habisan karena semua infrastruktur penting Israel menjadi target. Itu termasuk kilang minyak, pangkalan udara, dan yang terpenting situs nuklir Dimona.
Analisis Oran telah diulas Foreign Policy (FP) pada Rabu (19/6/2024).
Seperti diketahui, Hizbullah telah melancarkan serangan roket paling signifikan ke Israel pekan lalu sebagai pembalasan atas serangan udara Israel yang menewaskan seorang komandan senior kelompok tersebut. Hal itu meningkatkan kekhawatiran bahwa konflik dapat meningkat dengan cepat.
Mulai 8 Oktober 2023, Hizbullah telah meluncurkan ribuan roket, rudal anti-tank, dan drone ke Israel, sementara Angkatan Udara Israel membalasnya dengan ratusan serangan udara di Lebanon selatan.
"Sekitar 140.000 orang telah mengungsi dari rumah mereka di kedua sisi perbatasan," tulis FP.
Meskipun ada seruan dari Amerika Serikat dan sekutu Barat lainnya untuk melakukan deeskalasi, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengatakan pada hari Selasa bahwa negaranya sedang mempertimbangkan pilihan untuk berperang dengan Lebanon. "Dalam perang total, Hizbullah akan dihancurkan dan Lebanon akan terkena dampak paling parah," klaim Katz.
Namun, menurut laporan FP, Israel juga akan menderita kerugian yang signifikan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda