Terjadi Lagi, Anak Meninggal Akibat Kelaparan di Gaza Tengah

Sabtu, 15 Juni 2024 - 13:07 WIB
Mustafa Hijazi yang berusia 12 tahun meninggal karena dehidrasi dan kekurangan gizi di Gaza akibat blokade Israel. Foto/X
GAZA - Seorang anak lainnya meninggal di Jalur Gaza yang terkepung akibat kelaparan dan dehidrasi. Itu artinya, jumlah total kematian akibat malnutrisi di daerah kantong itu menjadi 40 anak, menurut sumber medis yang dikutip kantor berita resmi Palestina, WAFA.

“Mustafa Hijazi, 12 tahun, meninggal pada hari Jumat (14/6/2024) karena malnutrisi parah dan dehidrasi di tengah kekurangan pasokan medis di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir al-Balah, Gaza tengah,” ungkap laporan itu.

Sumber medis sebelumnya melaporkan 50 anak di Gaza utara menderita malnutrisi dan kelaparan.



“Menurut laporan dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, sekitar 50 anak menderita malnutrisi akibat pemblokiran bantuan kemanusiaan oleh Israel ke wilayah tersebut,” papar WAFA.

Kelaparan Melanda



Sumber tersebut mengatakan kepada WAFA bahwa, “Ancaman kelaparan mengintai Gaza, dan tanda-tanda malnutrisi terlihat jelas pada beberapa anak. Kami berupaya menyediakan layanan medis minimal meskipun terjadi kekurangan bahan bakar.”

“Petugas bantuan dan pakar kesehatan telah memperingatkan akan terjadinya kelaparan di Gaza pada musim panas ini kecuali Israel mencabut pembatasan bantuan, menghentikan agresi, dan memulihkan layanan vital,” ungkap laporan tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini memperingatkan banyak penduduk Gaza menghadapi “tingkat kelaparan yang sangat parah dan kondisi yang menyerupai kelaparan.”

Gambar-gambar Mengerikan



Pada Selasa, Dana Darurat Anak Internasional PBB (UNICEF) memperingatkan hampir 3.000 anak telah diputus dari perawatan untuk kekurangan gizi akut sedang dan berat di Gaza selatan, yang membuat mereka berisiko meninggal.

“Gambar-gambar mengerikan terus bermunculan dari Gaza tentang anak-anak yang meninggal di depan mata keluarga mereka karena terus kurangnya makanan, pasokan nutrisi, dan hancurnya layanan kesehatan,” ungkap Adele Khor, Direktur Regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara.

“Kecuali jika perawatan dapat segera dilanjutkan untuk 3.000 anak ini, mereka berisiko langsung dan serius untuk jatuh sakit kritis, mengalami komplikasi yang mengancam jiwa, dan bergabung dengan daftar anak laki-laki dan perempuan yang terus bertambah yang telah terbunuh oleh perampasan yang tidak masuk akal dan dibuat-buat ini,” tegas dia.

Angka ini, berdasarkan laporan dari mitra gizi UNICEF, setara dengan sekitar tiga perempat dari 3.800 anak yang diperkirakan menerima perawatan yang menyelamatkan jiwa di selatan Gaza menjelang konflik yang meningkat di Rafah.

Saat ini sedang diadili di hadapan Mahkamah Internasional atas genosida terhadap warga Palestina, Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 37.232 warga Palestina telah tewas, dan 85.037 terluka dalam genosida rezim penjajah Israel.

Selain itu, 11.000 orang tidak diketahui keberadaannya, diduga tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.

Organisasi Palestina dan internasional mengatakan mayoritas dari mereka yang tewas dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.

(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More