Hizbullah Gunakan Senjata dan Taktik Baru, Israel Makin Kalang Kabut
Selasa, 04 Juni 2024 - 17:45 WIB
Hingga saat ini, Israel membunuh lebih dari 36.300 warga Palestina dan lebih banyak lagi yang terluka di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan.
Operasi Rafah Israel diluncurkan di tengah-tengah negosiasi gencatan senjata dengan Hamas yang tidak mulus.
Genosida Israel telah menyebabkan lebih dari satu juta orang mengungsi dan semakin memperburuk krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Rezim penjajah Zionis mengirimkan sinyal beragam mengenai proposal gencatan senjata baru pada hari Minggu.
Ophir Falk, kepala penasihat kebijakan luar negeri Perdana Menteri Benjamin Netanyah, mengklaim Israel telah menerima kerangka kesepakatan baru untuk menjamin gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengumumkan pada hari yang sama bahwa tujuan perang Israel di Gaza, untuk sepenuhnya membubarkan pemerintahan Hamas dan sayap militernya serta membebaskan sandera, tidak berubah.
“Kami tidak akan menerima kekuasaan Hamas di Gaza pada tahap apa pun dalam proses apa pun yang bertujuan mengakhiri perang,” tegas dia.
Anggota konservatif garis keras dari koalisi pemerintahan Netanyahu, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, telah berjanji melakukan hal yang sama.
Mereka mengancam meninggalkan pemerintah jika proposal gencatan senjata terbaru diterima Israel.
“Jadi kita harus melihat gambaran keseluruhan dari kelanjutan negosiasi antara Hamas dan Israel melalui mediasi Qatar, Mesir. Namun secara keseluruhan, antara AS dan Iran tidak ada kesepakatan yang terlihat antara dua kutub utama, kekuatan utama, poros utama,” pungkas Trombetta menyimpulkan.
Operasi Rafah Israel diluncurkan di tengah-tengah negosiasi gencatan senjata dengan Hamas yang tidak mulus.
Genosida Israel telah menyebabkan lebih dari satu juta orang mengungsi dan semakin memperburuk krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Rezim penjajah Zionis mengirimkan sinyal beragam mengenai proposal gencatan senjata baru pada hari Minggu.
Ophir Falk, kepala penasihat kebijakan luar negeri Perdana Menteri Benjamin Netanyah, mengklaim Israel telah menerima kerangka kesepakatan baru untuk menjamin gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengumumkan pada hari yang sama bahwa tujuan perang Israel di Gaza, untuk sepenuhnya membubarkan pemerintahan Hamas dan sayap militernya serta membebaskan sandera, tidak berubah.
“Kami tidak akan menerima kekuasaan Hamas di Gaza pada tahap apa pun dalam proses apa pun yang bertujuan mengakhiri perang,” tegas dia.
Anggota konservatif garis keras dari koalisi pemerintahan Netanyahu, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, telah berjanji melakukan hal yang sama.
Mereka mengancam meninggalkan pemerintah jika proposal gencatan senjata terbaru diterima Israel.
“Jadi kita harus melihat gambaran keseluruhan dari kelanjutan negosiasi antara Hamas dan Israel melalui mediasi Qatar, Mesir. Namun secara keseluruhan, antara AS dan Iran tidak ada kesepakatan yang terlihat antara dua kutub utama, kekuatan utama, poros utama,” pungkas Trombetta menyimpulkan.
tulis komentar anda