5 Fakta Perang Yaman, Perang Saudara yang telah Terjadi Sejak 2014

Senin, 03 Juni 2024 - 16:09 WIB

2. Intervensi dari Arab Saudi

Pada tahun 2015, Houthi berhasil merebut istana presiden yang membuat Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi dan pemerintahannya mengundurkan diri.

Namun, hal tersebut justru membuat koalisi negara-negara Teluk yang dipimpin oleh Arab Saudi melancarkan kampanye isolasi ekonomi dan serangan udara terhadap pemberontak Houthi, dengan dukungan logistik dan intelijen AS.

Apa yang dilakukan oleh Arab Saudi ini lantas membuat Rabbu Mansour Hadi membatalkan pengunduran dirinya, dan mengklaim jika dirinya masih menjadi presiden Yaman yang sah di tempat pengasingan.

3. Perpecahan antara Sunni dan Syiah

Intervensi kekuatan-kekuatan regional dalam konflik Yaman, termasuk Iran dan negara-negara Teluk yang dipimpin oleh Arab Saudi, membuat negara tersebut masuk ke dalam perjuangan proksi regional seiring dengan perpecahan Sunni-Syiah yang lebih luas.

Pada bulan Juni 2015, Arab Saudi menerapkan blokade laut untuk mencegah Iran memasok Houthi. Sebagai tanggapan, Iran mengirimkan konvoi angkatan laut, meningkatkan risiko eskalasi militer antara kedua negara.

4. Perjanjian Perdamaian di Tahun 2016 Tidak Bisa Jadi Solusi

Upaya PBB untuk menengahi perundingan perdamaian antara sekutu pemberontak Houthi dan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional terhenti pada tahun 2016.

Awalnya perjanjian tersebut sempat berjalan dengan mulus ketika Houthi dan pemerintahan mantan Presiden Saleh, yang digulingkan pada tahun 2011 mengumumkan pembentukan dewan politik untuk memerintah Sana’a dan sebagian besar wilayah utara Yaman.

Hanya berselang setahun, pada Desember 2017, Saleh memutuskan hubungan dengan Houthi dan menyerukan para pengikutnya untuk mengangkat senjata melawan mereka. Konflik itu akhirnya dimenangkan oleh Houthi dan membuat Saleh dan banyak pengikutnya tewas.

Konflik kembali terjadi di tahun 2021, ketika Houthi melancarkan serangan untuk merebut Marib, benteng terakhir pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, dan pada awal Maret, pemberontak Houthi melakukan serangan udara rudal di Arab Saudi, termasuk menargetkan kapal tanker dan fasilitas minyak serta bandara internasional.

Serangan tersebut merupakan bentrokan paling mematikan sejak 2018, menewaskan ratusan pejuang dan mempersulit proses perdamaian.

5. Kelaparan dan Musibah Selama Perang Yaman

Dikutip dari WFP USA, pada awal perang saudara, antara tahun 2014 dan 2015, Yaman mengalami peningkatan kelaparan sebesar 13%. Yaman juga diterjang dua badai topan pada tahun 2015 dan kawanan belalang pada tahun 2016.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More