Tragis dan Tercerabut dari Akarnya, 300 Keluarga Suku Pribumi di Panama Terpaksa Dievakuasi

Minggu, 02 Juni 2024 - 15:11 WIB
“Akhir-akhir ini, saya melihat perubahan iklim berdampak besar,” kata Morales. “Sekarang air pasang mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan panasnya tidak tertahankan.”

Pemerintahan otonom suku Guna memutuskan dua dekade yang lalu bahwa mereka perlu mempertimbangkan untuk meninggalkan pulau tersebut, namun pada saat itu hal tersebut terjadi karena pulau tersebut menjadi terlalu ramai. Dampak perubahan iklim mempercepat pemikiran tersebut, kata Evelio López, seorang guru berusia 61 tahun di pulau tersebut.



Dia berencana untuk pindah bersama kerabatnya ke lokasi baru di daratan yang dikembangkan pemerintah dengan biaya $12 juta. Rumah-rumah beton tersebut terletak di jalan beraspal yang diukir dari hutan tropis yang rimbun, hanya sekitar satu mil (2 kilometer) dari pelabuhan, dan perjalanan perahu selama delapan menit akan membawa mereka ke Gardi Sugdub.

Meninggalkan pulau ini merupakan “tantangan besar, karena selama lebih dari 200 tahun budaya kita berasal dari laut, jadi meninggalkan pulau ini memiliki arti yang banyak,” kata López. “Meninggalkan laut, aktivitas ekonomi yang kami lakukan di pulau itu, dan sekarang kami akan berada di tanah yang kokoh, di dalam hutan. Kita akan melihat hasilnya dalam jangka panjang.”

Steven Paton, direktur program pemantauan fisik Smithsonian Institution di Panama, mengatakan bahwa langkah yang akan dilakukan “merupakan konsekuensi langsung dari perubahan iklim melalui kenaikan permukaan laut.”

“Pulau-pulau tersebut rata-rata hanya berada setengah meter di atas permukaan laut, dan seiring dengan kenaikan permukaan laut, cepat atau lambat suku Guna hampir pasti harus meninggalkan semua pulau tersebut pada akhir abad ini atau lebih awal.”

“Semua wilayah pesisir di dunia terkena dampak hal ini dengan kecepatan yang berbeda-beda,” kata Paton.

Penduduk komunitas kecil pesisir di Meksiko pindah ke pedalaman tahun lalu setelah badai terus merenggut rumah mereka. Pemerintah dipaksa untuk mengambil tindakan, mulai dari kota laguna Venesia di Italia hingga komunitas pesisir Selandia Baru.

Sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan oleh direktorat Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup Panama, dengan dukungan dari universitas-universitas di Panama dan Spanyol, memperkirakan bahwa pada tahun 2050, Panama akan kehilangan sekitar 2,01% wilayah pesisirnya akibat kenaikan permukaan laut.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More