Hamas Anggap Positif Usulan Gencatan Senjata Israel Terbaru
Sabtu, 01 Juni 2024 - 06:45 WIB
GAZA - Hamas menyambut seruan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Jumat (31/5/2024) agar Israel dan kelompok itu menyetujui kesepakatan penyanderaan tiga tahap yang mengarah pada gencatan senjata permanen di Gaza.
“Gerakan Perlawanan Islam Hamas memandang positif apa yang termasuk dalam pidato Presiden AS Joe Biden hari ini,” ujar pernyataan Hamas.
Pada Jumat, Biden meminta Israel dan Hamas menerima kesepakatan tiga tahap yang mencakup pembebasan sandera di Gaza, penarikan pasukan Israel dari daerah kantong itu, gencatan senjata permanen, dan pertukaran tahanan.
Proposal yang diuraikan Biden dengan sangat rinci tampak hampir identik dengan yang disetujui Hamas pada awal Mei.
Pengecualian utama tampaknya tidak merujuk pada pencabutan total blokade Israel atas Jalur Gaza.
Laporan media AS menunjukkan AS menentang perjanjian sebelumnya yang diterima Hamas tepat sebelum invasi Rafah, tetapi Middle East Eye melaporkan Direktur CIA Bill Burns, yang telah memimpin tim negosiasi AS, meninjau kesepakatan tersebut dan AS telah mendukung perjanjian tersebut.
Biden pada Jumat menyerahkan tanggung jawab kesepakatan yang dicapai kepada Hamas, dengan mengatakan kelompok itu "perlu menerima kesepakatan itu".
"Gerakan menegaskan posisi kesiapannya untuk menangani secara positif dan konstruktif setiap proposal yang didasarkan pada gencatan senjata permanen, penarikan penuh dari Jalur Gaza, rekonstruksi, dan pengembalian para pengungsi ke semua tempat tinggal mereka, dan penyelesaian kesepakatan pertukaran tahanan yang serius," papar Hamas.
Kelompok itu menambahkan mereka yakin seruan Biden untuk gencatan senjata permanen adalah "hasil dari keteguhan legendaris rakyat kita yang berjuang dan perlawanan mereka yang gagah berani."
Menurut Biden, fase enam pekan pertama dari proposal tersebut akan mencakup gencatan senjata penuh di seluruh Gaza dan penarikan semua pasukan Israel dari semua pusat populasi.
Selama fase pertama, Hamas akan menukar sandera, termasuk wanita, orang tua dan yang terluka, dengan ratusan tahanan Palestina.
Warga negara AS juga akan dibebaskan serta sisa-sisa sandera yang tewas. Warga Palestina juga akan dapat kembali ke "seluruh wilayah Gaza" yang dijanjikan Biden, dan 600 truk bantuan akan memasuki daerah kantong itu setiap hari.
Ini telah menjadi titik kritis utama bagi Hamas dan sesuai dengan teks perjanjian yang dilaporkan MEE pada 7 Mei.
Jika Israel dan Hamas benar-benar melangkah maju dengan satu perjanjian, para mediator perlu menyusun logistik pertukaran tahanan.
Biden mengatakan untuk beralih dari fase satu ke fase dua, beberapa perincian perlu disusun tetapi berjanji gencatan senjata akan terus berlaku seiring dengan kemajuan negosiasi.
“Gerakan Perlawanan Islam Hamas memandang positif apa yang termasuk dalam pidato Presiden AS Joe Biden hari ini,” ujar pernyataan Hamas.
Pada Jumat, Biden meminta Israel dan Hamas menerima kesepakatan tiga tahap yang mencakup pembebasan sandera di Gaza, penarikan pasukan Israel dari daerah kantong itu, gencatan senjata permanen, dan pertukaran tahanan.
Proposal yang diuraikan Biden dengan sangat rinci tampak hampir identik dengan yang disetujui Hamas pada awal Mei.
Pengecualian utama tampaknya tidak merujuk pada pencabutan total blokade Israel atas Jalur Gaza.
Laporan media AS menunjukkan AS menentang perjanjian sebelumnya yang diterima Hamas tepat sebelum invasi Rafah, tetapi Middle East Eye melaporkan Direktur CIA Bill Burns, yang telah memimpin tim negosiasi AS, meninjau kesepakatan tersebut dan AS telah mendukung perjanjian tersebut.
Biden pada Jumat menyerahkan tanggung jawab kesepakatan yang dicapai kepada Hamas, dengan mengatakan kelompok itu "perlu menerima kesepakatan itu".
"Gerakan menegaskan posisi kesiapannya untuk menangani secara positif dan konstruktif setiap proposal yang didasarkan pada gencatan senjata permanen, penarikan penuh dari Jalur Gaza, rekonstruksi, dan pengembalian para pengungsi ke semua tempat tinggal mereka, dan penyelesaian kesepakatan pertukaran tahanan yang serius," papar Hamas.
Kelompok itu menambahkan mereka yakin seruan Biden untuk gencatan senjata permanen adalah "hasil dari keteguhan legendaris rakyat kita yang berjuang dan perlawanan mereka yang gagah berani."
Menurut Biden, fase enam pekan pertama dari proposal tersebut akan mencakup gencatan senjata penuh di seluruh Gaza dan penarikan semua pasukan Israel dari semua pusat populasi.
Selama fase pertama, Hamas akan menukar sandera, termasuk wanita, orang tua dan yang terluka, dengan ratusan tahanan Palestina.
Warga negara AS juga akan dibebaskan serta sisa-sisa sandera yang tewas. Warga Palestina juga akan dapat kembali ke "seluruh wilayah Gaza" yang dijanjikan Biden, dan 600 truk bantuan akan memasuki daerah kantong itu setiap hari.
Ini telah menjadi titik kritis utama bagi Hamas dan sesuai dengan teks perjanjian yang dilaporkan MEE pada 7 Mei.
Jika Israel dan Hamas benar-benar melangkah maju dengan satu perjanjian, para mediator perlu menyusun logistik pertukaran tahanan.
Biden mengatakan untuk beralih dari fase satu ke fase dua, beberapa perincian perlu disusun tetapi berjanji gencatan senjata akan terus berlaku seiring dengan kemajuan negosiasi.
(sya)
tulis komentar anda