Mufti Agung Lebanon Desak Penyelidikan Internasional Atas Ledakan Beirut
Rabu, 19 Agustus 2020 - 20:15 WIB
BEIRUT - Ulama terkemuka Lebanon bergabung dengan seruan untuk pemilu parlemen dini dan penyelidikan internasional atas ledakan di pelabuhan Beirut , yang katanya memperdalam krisis eksistensial negara itu.
Sedikitnya 179 orang tewas dan 300.000 kehilangan tempat tinggal secara efektif ketika sejumlah besar bahan peledak yang disimpan dengan tidak aman selama bertahun-tahun meledak awal bulan ini. Ledakan itu menghancurkan sebagian kota dan mendorong pengunduran diri pemerintah di tengah aksi protes massal.(Baca: Ledakan Beirut Disusul Pejabat Mundur Massal, Lebanon di Ambang Kolaps )
"Ancaman eksistensial ke Lebanon membutuhkan perhatian segera: penyelidikan internasional untuk menggambarkan tanggung jawab dan memulihkan kepercayaan," kata Mufti Agung Lebanon Sheikh Abdul Latif Derian.
"Presiden harus mematuhi keinginan rakyat dan melakukan konsultasi parlemen untuk menunjuk perdana menteri baru," tambahnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (19/8/2020).
Pada hari Minggu,pendetaKristen Lebanon menyerukan pemilihan parlemen lebih awal, dengan mengatakan Lebanon hari ini menghadapi "bahaya terbesarnya".(Baca: Buntut Ledakan Beirut, Demonstran Serukan Presiden Lebanon Lengser )
Politisi terkemuka yang bukan bagian dari pemerintahan sementara, yang mendapat dukungan dari Hizbullah yang didukung Iran dan sekutunya, juga telah menyerukan penyelidikan internasional.
Sedikitnya 179 orang tewas dan 300.000 kehilangan tempat tinggal secara efektif ketika sejumlah besar bahan peledak yang disimpan dengan tidak aman selama bertahun-tahun meledak awal bulan ini. Ledakan itu menghancurkan sebagian kota dan mendorong pengunduran diri pemerintah di tengah aksi protes massal.(Baca: Ledakan Beirut Disusul Pejabat Mundur Massal, Lebanon di Ambang Kolaps )
"Ancaman eksistensial ke Lebanon membutuhkan perhatian segera: penyelidikan internasional untuk menggambarkan tanggung jawab dan memulihkan kepercayaan," kata Mufti Agung Lebanon Sheikh Abdul Latif Derian.
"Presiden harus mematuhi keinginan rakyat dan melakukan konsultasi parlemen untuk menunjuk perdana menteri baru," tambahnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (19/8/2020).
Pada hari Minggu,pendetaKristen Lebanon menyerukan pemilihan parlemen lebih awal, dengan mengatakan Lebanon hari ini menghadapi "bahaya terbesarnya".(Baca: Buntut Ledakan Beirut, Demonstran Serukan Presiden Lebanon Lengser )
Politisi terkemuka yang bukan bagian dari pemerintahan sementara, yang mendapat dukungan dari Hizbullah yang didukung Iran dan sekutunya, juga telah menyerukan penyelidikan internasional.
(ber)
tulis komentar anda