Hamas Lancarkan Serangan Misil Besar ke Tel Aviv
Minggu, 26 Mei 2024 - 19:06 WIB
GAZA - Sayap bersenjata Hamas Brigade al-Qassam mengatakan pihaknya melancarkan serangan "rudal besar" ke Tel Aviv pada Minggu (26/5/2025). Militer Israel pun membunyikan sirene di pusat kota untuk memperingatkan kemungkinan roket masuk.
Dalam sebuah pernyataan di saluran Telegram pada Minggu, Brigade al-Qassam mengatakan roket-roket tersebut diluncurkan sebagai tanggapan atas apa yang mereka sebut sebagai “pembantaian Zionis terhadap warga sipil”.
TV Hamas Al-Aqsa menyebutkan roket diluncurkan dari Jalur Gaza.
Padahal, Reuters melaporkan sirene roket tidak terdengar di Tel Aviv selama empat bulan terakhir. Namun, alasan munculnya sirene terbaru tidak segera diungkapkan oleh militer Israel.
Layanan medis darurat Israel mengatakan mereka belum menerima laporan adanya korban jiwa.
Serangan itu menandakan faksi Islam masih mampu menembakkan roket jarak jauh meskipun lebih dari tujuh bulan serangan militer Israel menghancurkan dari udara dan darat.
Media Israel mengatakan roket ditembakkan dari Rafah di Gaza selatan, tempat tentara Israel melakukan operasi militer intensif.
Laporan media juga mengatakan sirene roket terdengar di banyak kota besar dan kecil, termasuk Herzliya dan Petah Tikva, selain Tel Aviv.
Tentara Pertahanan Israel (IDF) melaporkan sekitar 10 roket diluncurkan dalam serangan tersebut, menurut Times of Israel, mengutip tentara.
Beberapa laporan mengatakan roket telah dicegat oleh sistem pertahanan Israel, dan menambahkan bahwa beberapa roket lainnya mendarat di berbagai daerah.
Sementara itu, Christopher Lockyear, sekretaris jenderal Doctors Without Borders (MSF), mengatakan timnya “melihat pencekikan lebih lanjut di Jalur Gaza” sejak pasukan Israel menutup penyeberangan Rafah serta “hukuman kolektif lebih lanjut terhadap rakyat Gaza”.
Karena pasokan bahan bakar yang “kritis”, mereka harus menutup rumah sakit tertentu dan memindahkan pasien ke rumah sakit lain, katanya kepada Al Jazeera.
“Permasalahan di sana menjadi semakin rumit karena pasokan air sangat penting; kami sendiri tidak mampu mendistribusikan air sebanyak yang kami bisa,” ujarnya.
Minggu lalu mereka mendistribusikan 400.000 liter air; minggu ini mereka mendistribusikan 50.000 liter, “seperdelapan dari apa yang dapat kami lakukan karena kekurangan bahan bakar”.
Dalam sebuah pernyataan di saluran Telegram pada Minggu, Brigade al-Qassam mengatakan roket-roket tersebut diluncurkan sebagai tanggapan atas apa yang mereka sebut sebagai “pembantaian Zionis terhadap warga sipil”.
TV Hamas Al-Aqsa menyebutkan roket diluncurkan dari Jalur Gaza.
Padahal, Reuters melaporkan sirene roket tidak terdengar di Tel Aviv selama empat bulan terakhir. Namun, alasan munculnya sirene terbaru tidak segera diungkapkan oleh militer Israel.
Layanan medis darurat Israel mengatakan mereka belum menerima laporan adanya korban jiwa.
Serangan itu menandakan faksi Islam masih mampu menembakkan roket jarak jauh meskipun lebih dari tujuh bulan serangan militer Israel menghancurkan dari udara dan darat.
Baca Juga
Media Israel mengatakan roket ditembakkan dari Rafah di Gaza selatan, tempat tentara Israel melakukan operasi militer intensif.
Laporan media juga mengatakan sirene roket terdengar di banyak kota besar dan kecil, termasuk Herzliya dan Petah Tikva, selain Tel Aviv.
Tentara Pertahanan Israel (IDF) melaporkan sekitar 10 roket diluncurkan dalam serangan tersebut, menurut Times of Israel, mengutip tentara.
Beberapa laporan mengatakan roket telah dicegat oleh sistem pertahanan Israel, dan menambahkan bahwa beberapa roket lainnya mendarat di berbagai daerah.
Sementara itu, Christopher Lockyear, sekretaris jenderal Doctors Without Borders (MSF), mengatakan timnya “melihat pencekikan lebih lanjut di Jalur Gaza” sejak pasukan Israel menutup penyeberangan Rafah serta “hukuman kolektif lebih lanjut terhadap rakyat Gaza”.
Karena pasokan bahan bakar yang “kritis”, mereka harus menutup rumah sakit tertentu dan memindahkan pasien ke rumah sakit lain, katanya kepada Al Jazeera.
“Permasalahan di sana menjadi semakin rumit karena pasokan air sangat penting; kami sendiri tidak mampu mendistribusikan air sebanyak yang kami bisa,” ujarnya.
Minggu lalu mereka mendistribusikan 400.000 liter air; minggu ini mereka mendistribusikan 50.000 liter, “seperdelapan dari apa yang dapat kami lakukan karena kekurangan bahan bakar”.
(ahm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda