Palestina Ajukan Tawaran Baru ke Dewan Keamanan untuk Keanggotaan Penuh PBB
Kamis, 23 Mei 2024 - 17:15 WIB
NEW YORK - Palestina telah mengirimkan proposal lain ke Dewan Keamanan PBB untuk memasukkan negaranya ke dalam organisasi tersebut secara penuh.
“Pertemuan membahas proposal baru Palestina tersebut dapat dilakukan paling cepat pekan depan,” ungkap Salah Abdel Shafi, duta besar Palestina untuk Austria dan pengamat tetap untuk PBB di Wina, kepada Sputnik.
Dia menjelaskan, “Setelah Palestina menyampaikan kepada Majelis Umum PBB satu proposal untuk memasukkan negaranya ke dalam PBB, yang diveto Amerika Serikat (AS) dan ditolak, proposal lain kembali dikirim ke Dewan Keamanan PBB dengan tuntutan agar Dewan Keamanan PBB mempertimbangkan secara positif usulan tersebut.”
Salah Abdel Shafi menambahkan, pertemuan Dewan Keamanan untuk membahas masalah ini akan berlangsung pekan depan.
Sebelumnya, AS memveto resolusi yang merekomendasikan Majelis Umum untuk mengakui Palestina ke PBB. Inggris dan Swiss abstain dalam pemungutan suara itu.
Anggota Dewan Keamanan lainnya memberikan suara mendukung. Palestina mempunyai status pengamat di PBB, sedangkan Israel telah menjadi anggota penuh organisasi tersebut sejak tahun 1948.
Amerika Serikat menjadi salah satu penentang utama Palestina menjadi anggota penuh di PBB.
Dalam konflik terbaru, Israel telah membunuh lebih dari 35.000 warga Palestina di Jalur Gaza. Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak.
AS juga menjadi pemasok senjata yang digunakan Israel untuk membantai warga Palestina di Jalur Gaza.
“Pertemuan membahas proposal baru Palestina tersebut dapat dilakukan paling cepat pekan depan,” ungkap Salah Abdel Shafi, duta besar Palestina untuk Austria dan pengamat tetap untuk PBB di Wina, kepada Sputnik.
Dia menjelaskan, “Setelah Palestina menyampaikan kepada Majelis Umum PBB satu proposal untuk memasukkan negaranya ke dalam PBB, yang diveto Amerika Serikat (AS) dan ditolak, proposal lain kembali dikirim ke Dewan Keamanan PBB dengan tuntutan agar Dewan Keamanan PBB mempertimbangkan secara positif usulan tersebut.”
Salah Abdel Shafi menambahkan, pertemuan Dewan Keamanan untuk membahas masalah ini akan berlangsung pekan depan.
Sebelumnya, AS memveto resolusi yang merekomendasikan Majelis Umum untuk mengakui Palestina ke PBB. Inggris dan Swiss abstain dalam pemungutan suara itu.
Anggota Dewan Keamanan lainnya memberikan suara mendukung. Palestina mempunyai status pengamat di PBB, sedangkan Israel telah menjadi anggota penuh organisasi tersebut sejak tahun 1948.
Amerika Serikat menjadi salah satu penentang utama Palestina menjadi anggota penuh di PBB.
Dalam konflik terbaru, Israel telah membunuh lebih dari 35.000 warga Palestina di Jalur Gaza. Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak.
AS juga menjadi pemasok senjata yang digunakan Israel untuk membantai warga Palestina di Jalur Gaza.
Baca Juga
(sya)
tulis komentar anda