AS Belasungkawa atas Meninggalnya Ebrahim Raisi, tapi Sebut Tangannya Berlumuran Darah
Selasa, 21 Mei 2024 - 09:46 WIB
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter.
Namun, Gedung Putih juga menyebut sosok Raisi sebagai pelanggar hak asasi manusia dengan tangan yang berlumuran darah.
“Dia adalah orang yang tangannya berlumuran darah,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby kepada wartawan, seperti dikutip AFP, Selasa (21/5/2024).
Kirby menilai Raisi bertanggung jawab atas pelanggaran HAM yang kejam di Iran dan mendukung proksi regional termasuk Hamas.
"Bagaimanapun, bahwa seperti dalam kasus lainnya, kami secara umum menyesali hilangnya nyawa dan menyampaikan belasungkawa resmi jika diperlukan," ujar Kirby.
Presiden Raisi dan beberapa pejabat senior lainnya, termasuk Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, tewas setelah helikopter yang membawa mereka jatuh di provinsi Azerbaijan Timur, Iran, pada hari Minggu.
Kecelakaan fatal itu terjadi setelah Raisi dan rombongannya baru saja kembali dari upacara pembukaan bendungan baru di perbatasan Iran dengan Azerbaijan.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah mengumumkan lima hari berkabung di negaranya untuk para korban kecelakaan itu.
Wakil Raisi, Mohammad Mokhber, mengambil alih jabatan presiden setelah mendapat persetujuan Khamenei pada hari Senin.
Mokhber akan memegang jabatan tersebut selama 50 hari hingga pemilu diadakan.
Namun, Gedung Putih juga menyebut sosok Raisi sebagai pelanggar hak asasi manusia dengan tangan yang berlumuran darah.
“Dia adalah orang yang tangannya berlumuran darah,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby kepada wartawan, seperti dikutip AFP, Selasa (21/5/2024).
Kirby menilai Raisi bertanggung jawab atas pelanggaran HAM yang kejam di Iran dan mendukung proksi regional termasuk Hamas.
"Bagaimanapun, bahwa seperti dalam kasus lainnya, kami secara umum menyesali hilangnya nyawa dan menyampaikan belasungkawa resmi jika diperlukan," ujar Kirby.
Presiden Raisi dan beberapa pejabat senior lainnya, termasuk Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, tewas setelah helikopter yang membawa mereka jatuh di provinsi Azerbaijan Timur, Iran, pada hari Minggu.
Kecelakaan fatal itu terjadi setelah Raisi dan rombongannya baru saja kembali dari upacara pembukaan bendungan baru di perbatasan Iran dengan Azerbaijan.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah mengumumkan lima hari berkabung di negaranya untuk para korban kecelakaan itu.
Wakil Raisi, Mohammad Mokhber, mengambil alih jabatan presiden setelah mendapat persetujuan Khamenei pada hari Senin.
Mokhber akan memegang jabatan tersebut selama 50 hari hingga pemilu diadakan.
(mas)
tulis komentar anda