Pemberontak Myanmar Rebut Kota Rakhine yang Dihuni Muslim Rohingya

Minggu, 19 Mei 2024 - 15:49 WIB


Tantangan Terbesar Junta

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta militer tahun 2021, yang menyebabkan meningkatnya perlawanan bersama kelompok pemberontak etnis minoritas yang sudah lama ada.

Konflik ini meningkat sejak bulan Oktober, ketika aliansi tentara etnis termasuk AA melancarkan serangan besar-besaran di dekat perbatasan Tiongkok, merebut sebagian wilayah dari junta yang memiliki persenjataan lebih baik dan menghadirkan tantangan terbesar sejak mengambil alih kekuasaan.

Junta telah kehilangan kendali atas sekitar setengah dari 5.280 posisi militernya, termasuk pos terdepan, pangkalan dan markas besar.

Khine Thu Kha dari AA mengatakan pesawat junta dan kelompok pemberontak Muslim yang bersekutu dengan militer telah membakar beberapa bagian Buthidaung, yang berpenduduk sekitar 55.000 orang, menurut sensus pemerintah terbaru, pada tahun 2014.

“Pembakaran Buthidaung akibat serangan udara dari jet tempur junta sebelum pasukan kita masuk ke kota,” ujarnya.

Pemberontak Mengusir Warga Rohingya

Aung Kyaw Moe, seorang aktivis masyarakat sipil Rohingya dan wakil menteri di bayangan Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar, mengatakan bahwa warga Rohingya telah diminta oleh AA untuk meninggalkan Buthidaung namun menjawab bahwa mereka tidak punya tempat tujuan, sehingga membuat mereka terjebak ketika serangan terjadi.

“Sejak sekitar jam 10 malam tadi malam hingga dini hari tadi, kota Buthidaung telah terbakar dan kini hanya tersisa abunya,” katanya kepada Reuters.

Warga Rohingya mengungsi ke lapangan dan mungkin ada korban jiwa, katanya.
(ahm)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More