Ulama Syiah Anti-Iran Berpengaruh Moqtada al-Sadr Kembali Berpolitik, Pengaruh Teheran di Irak Akan Melemah?
Minggu, 12 Mei 2024 - 18:42 WIB
Menentang Pengaruh Iran dan AS di Irak
Foto/Reuters
Sebagai tokoh dominan di Irak sejak invasi pimpinan AS tahun 2003, Sadr yang mengaku nasionalis telah menentang pengaruh Iran dan Amerika Serikat di Irak.
Iran memandang partisipasi Sadr dalam politik sebagai hal yang penting untuk mempertahankan sistem politik Irak yang didominasi Syiah dalam jangka panjang, meskipun Teheran menolak aspirasinya untuk diakui sebagai kekuatan paling dominan di Irak.
Amerika Serikat, yang memerangi pasukan Sadr setelah ia mendeklarasikan perang suci melawan mereka pada tahun 2004, memandangnya sebagai ancaman terhadap stabilitas Irak yang rapuh, namun juga memandangnya sebagai lawan yang diperlukan untuk melawan pengaruh Iran.
Banyak warga Irak yang mengatakan bahwa mereka akan kalah, tidak peduli siapa yang berkuasa, sementara para elit menyedot kekayaan minyak negara tersebut.
Sadr Sudah Melakukan Gerakan
Foto/Reuters
Sejak bulan Maret, Sadr kembali menjadi pusat perhatian.
Pertama, ia mengadakan pertemuan yang jarang terjadi dengan Ayatollah Agung Ali al-Sistani, seorang ulama terkemuka yang dihormati oleh jutaan umat Syiah yang memainkan peran penting dalam mengakhiri bentrokan antar-Syiah yang mematikan pada tahun 2022 sebelum mundurnya Sadr dari politik.
Lihat Juga :
tulis komentar anda