Luncurkan Serangan Darat Kejutan, Rusia Rebut 5 Desa di Ukraina

Minggu, 12 Mei 2024 - 08:50 WIB
Rusia rebut 5 desa di Kharkiv, Ukraina, dalam serangan darat kejutan. Foto/REUTERS/Vyacheslav Madiyevskyy
KHARKIV - Rusia pada hari Sabtu mengumumkan pasukannya telah merebut lima desa di wilayah Kharkiv timur laut Ukraina dalam serangan darat kejutan yang mendorong evakuasi massal.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky merespons dengan menyerukan negara-negara Barat segera mengirimkan bantuan militer.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah “membebaskan” lima desa di wilayah Kharkiv—Borysivka, Ogirtseve, Pletenivka, Pylna dan Strilecha—serta merebut satu desa di wilayah Donetsk.



Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan pada hari Jumat bahwa Rusia telah melancarkan serangan mendadak di wilayah Kharkiv, membuat kemajuan kecil ke zona perbatasan tempat mereka mundur hampir dua tahun lalu.



Pada Sabtu malam, komando militer Ukraina mengatakan bahwa pasukan darat Rusia mendapat dukungan udara.

Zelensky mengatakan dalam pidato malamnya pada hari Sabtu bahwa pasukan Ukraina telah melakukan serangan balik di desa-desa perbatasan di wilayah Kharkiv.

“Mengganggu rencana serangan Rusia kini menjadi tugas nomor satu kami,” katanya, seperti dikutip AFP, Minggu (12/5/2024).

Gubernur Kharkiv Oleg Synegubov mengatakan telah terjadi pertempuran sengit di daerah perbatasan dan 1.775 orang telah dievakuasi.

Menurutnya, dua pria berusia 50 dan 48 tahun tewas dan dua lainnya terluka akibat serangan bom udara terpandu di kota Vovchansk dekat perbatasan.

Dia mem-posting video dari Vovchansk yang menunjukkan jendela-jendela yang pecah dari sebuah blok apartemen bertingkat dan rumah-rumah yang hancur terbakar.

Gubernur itu menegaskan tidak ada ancaman operasi darat di kota Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.

Laporan jurnalis AFP mengatakan sekelompok orang yang melarikan diri dari daerah perbatasan tiba dengan van dan mobil berisi tas di pusat penerimaan pengungsi di dekat Kharkiv.

Para pengungsi—banyak dari mereka berusia lanjut—menerima makanan dan bantuan medis serta dapat tidur di ranjang susun.

Seorang wanita berusia 61 tahun, Lyubov Nikolaieva, mengatakan kepada AFP bahwa dia telah meninggalkan desa perbatasan Lyptsi bersama ibunya yang berusia 81 tahun.

“Mustahil untuk tinggal di sana,” kata Nikolaieva, seraya menambahkan bahwa keluarganya tinggal di sana sampai saat-saat terakhir tanpa gas atau listrik.

“Tembakan terus terjadi: bom udara berpemandu dan mortir bersiul di atas kepala. Ini menjadi sangat menakutkan,” katanya.

Seorang pekerja bantuan yang membantu mengevakuasi warga, Dmytro Tkachenko (37) mengatakan kepada AFP: “Ada situasi yang sangat sulit di arah Vovchansk dan Lyptsi.”

“Ada beberapa pergerakan (pasukan) dan saat ini, hal itu sangat mempersulit evakuasi dari daerah tersebut, karena sangat berbahaya,”katanya.

Wilayah Kharkiv sebagian besar berada di bawah kendali Ukraina sejak September 2022.

Zelensky mengatakan pada hari Sabtu bahwa pasukannya harus "mengembalikan inisiatif ke Ukraina" dan mendesak sekutu Kyiv di Barat untuk mempercepat pengiriman senjata.

“Setiap sistem pertahanan udara, setiap sistem anti-rudal benar-benar menyelamatkan nyawa,” kata Zelensky.

“Penting bagi mitra kami untuk mendukung tentara kami dan ketahanan Ukraina dengan pengiriman yang tepat waktu—benar-benar tepat waktu,” imbuh dia.

“Paket yang sangat membantu adalah senjata yang dibawa ke Ukraina, bukan hanya yang diumumkan.”

Pasukan Ukraina telah melipatgandakan serangan di wilayah Rusia dan wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia, khususnya terhadap infrastruktur energi.

Juga pada hari Sabtu, serangan rudal menewaskan tiga orang ketika menghantam sebuah restoran bernama Paradise di kota Donetsk, Ukraina timur yang dikuasai Rusia.

Serangan yang menggunakan peluncur roket presisi HIMARS Amerika Serikat menewaskan dua pengunjung dan seorang pekerja restoran serta melukai sembilan orang, kata pejabat dari pemerintahan yang didukung Rusia.

Para pejabat di Kyiv telah memperingatkan selama berminggu-minggu bahwa Moskow mungkin akan mencoba menyerang wilayah perbatasan timur lautnya, sehingga meningkatkan keuntungannya ketika Ukraina berjuang mengatasi keterlambatan bantuan Barat dan kekurangan personel tempur.

Militer Ukraina mengatakan pihaknya telah mengerahkan unit cadangan "untuk memperkuat pertahanan di wilayah garis depan".

Pakar militer Olivier Kempf mengatakan kepada AFP pada hari Sabtu bahwa operasi darat Rusia kemungkinan besar ditujukan untuk menciptakan zona penyangga di dekat wilayah Belgorod, yang baru-baru ini digerebek oleh unit pro-Ukraina, atau mengalihkan sumber daya Ukraina dari wilayah Donetsk.

“Dua puluh empat jam setelah peluncuran operasi, tampaknya tidak ada serangan besar-besaran,” kata Kempf, pakar di Foundation for Strategic Research—sebuah think tank Prancis.

Washington mengumumkan paket bantuan militer baru senilai USD400 juta untuk Kyiv beberapa jam setelah serangan Rusia dimulai.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More