Mahasiswa Universitas Sao Paulo Brasil Bangun Kamp Solidaritas untuk Gaza
Sabtu, 11 Mei 2024 - 12:01 WIB
SAO PAULO - Mahasiswa dari Universitas Sao Paulo di Brasil mendirikan kamp solidaritas untuk Gaza sejak Jumat (10/5/2024).
Universitas Sao Paulo yang dipuji sebagai universitas paling bergengsi di Amerika Latin, menyaksikan mahasiswa dari berbagai fakultas melakukan protes terhadap Israel.
Para mahasiswa yang mendirikan kamp solidaritas di depan rektorat menuntut Brasil memutuskan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Israel.
Mereka mengibarkan bendera Palestina, meneriakkan “Bebaskan Palestina” dan menyerukan “gencatan senjata segera.”
Berbicara kepada kantor berita Spanyol EFE, mahasiswa Francisco Napolitano mengatakan demonstrasi mendukung Palestina di universitas-universitas di Amerika Serikat (AS) menginspirasi mereka.
Perkemahan solidaritas Gaza telah tersebar di seluruh dunia setelah pertama kali didirikan di Universitas Columbia di Amerika.
Sejak itu, pelajar di Inggris, Jerman, Prancis, Spanyol, Meksiko dan negara-negara lain mengikuti jejaknya dengan menuntut diakhirinya genosida di Gaza dan menyerukan lembaga-lembaga mereka memutuskan hubungan dengan produsen senjata Israel dan bisnis lain yang terlibat dalam kejahatan Israel terhadap warga Palestina.
Israel telah membunuh 34.934 warga Palestina, melukai 78.572 orang dan 11.000 warga hilang tertimbun puing gedung di seluruh wilayah Jalur Gaza.
Amerika Serikat, Inggris dan Jerman menjadi pemasok senjata yang digunakan Israel untuk membantai warga sipil Palestina di Jalur Gaza.
Universitas Sao Paulo yang dipuji sebagai universitas paling bergengsi di Amerika Latin, menyaksikan mahasiswa dari berbagai fakultas melakukan protes terhadap Israel.
Para mahasiswa yang mendirikan kamp solidaritas di depan rektorat menuntut Brasil memutuskan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Israel.
Mereka mengibarkan bendera Palestina, meneriakkan “Bebaskan Palestina” dan menyerukan “gencatan senjata segera.”
Berbicara kepada kantor berita Spanyol EFE, mahasiswa Francisco Napolitano mengatakan demonstrasi mendukung Palestina di universitas-universitas di Amerika Serikat (AS) menginspirasi mereka.
Perkemahan solidaritas Gaza telah tersebar di seluruh dunia setelah pertama kali didirikan di Universitas Columbia di Amerika.
Sejak itu, pelajar di Inggris, Jerman, Prancis, Spanyol, Meksiko dan negara-negara lain mengikuti jejaknya dengan menuntut diakhirinya genosida di Gaza dan menyerukan lembaga-lembaga mereka memutuskan hubungan dengan produsen senjata Israel dan bisnis lain yang terlibat dalam kejahatan Israel terhadap warga Palestina.
Israel telah membunuh 34.934 warga Palestina, melukai 78.572 orang dan 11.000 warga hilang tertimbun puing gedung di seluruh wilayah Jalur Gaza.
Amerika Serikat, Inggris dan Jerman menjadi pemasok senjata yang digunakan Israel untuk membantai warga sipil Palestina di Jalur Gaza.
(sya)
tulis komentar anda