Pabrik Senjata Jerman Meledak dan Terbakar Hebat

Sabtu, 04 Mei 2024 - 14:01 WIB
Kebakaran melanda pabrik di Berlin milik produsen senjata Jerman Diehl. Foto/Global Look Press/IMAGO/Marius Schwarz
BERLIN - Kebakaran melanda pabrik di Berlin milik produsen senjata Jerman Diehl, menurut pemadam kebakaran setempat.

Perusahaan tersebut memproduksi sistem pertahanan udara IRIS-T, yang beberapa unitnya telah dipasok pemerintah Jerman ke Ukraina sejak akhir tahun 2022.

Dalam postingan di X pada hari Jumat (3/5/2024), Departemen Pemadam Kebakaran Berlin melaporkan, “Gedung pabrik terbakar yang juga menyimpan bahan kimia,” dan 190 personel telah dikerahkan di tempat kejadian.



“Uji kualitas udara terus dilakukan di wilayah tersebut,” pesan tersebut menambahkan.

Beberapa ledakan besar telah terlihat di dalam fasilitas tersebut sejak awal mula kobaran api, yang telah berkobar selama lebih dari lima jam.

Seorang perwakilan pemadam kebakaran mengatakan kepada pers bahwa personel darurat belum mampu mengendalikan situasi dan operasi diperkirakan akan berlangsung hingga malam hari.

Berliner Zeitung melaporkan fasilitas industri tersebut memiliki timbunan asam sulfat dan tembaga sianida, serta bahan-bahan lainnya.

Menurut surat kabar tersebut, mengutip pejabat layanan darurat, peningkatan tingkat polusi sejauh ini hanya terdeteksi di sekitar gedung yang terbakar.

Dalam postingan berikutnya di X, pemadam kebakaran menyarankan warga setempat menutup jendela dan pintu serta mematikan AC.

Berliner Zeitung juga mengutip juru bicara pemadam kebakaran yang mengatakan api telah melalap area seluas sekitar 2.000 meter persegi.

Karena bahan kimia berbahaya di dalam pabrik, petugas pemadam kebakaran tidak dapat memasuki lokasi dan memadamkan api dari luar.

Para pejabat sejauh ini telah memberikan rincian mengenai penyebab kebakaran.

Situs web Diehl menyatakan perusahaan tersebut menguji prototipe pertama sistem pertahanan udara IRIS-T pada tahun 1996, yang kemudian diadopsi militer Jerman dan tentara dari beberapa negara lain.

(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More