AS Kembangkan Pesawat Kiamat yang Tahan dalam Perang Nuklir Senilai Rp211 Triliun
Sabtu, 27 April 2024 - 15:35 WIB
WASHINGTON - Angkatan Udara AS mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka telah memberikan kontrak senilai USD13 miliar atau setara Rp211 triliun kepada Sierra Nevada Corp untuk mengembangkan penerus E-4B, yang dikenal sebagai pesawat Doomsday atau kiamat karena kemampuannya untuk bertahan dalam perang nuklir.
"Proyek Survivable Airborne Operations Center (SAOC) dimaksudkan untuk menggantikan pesawat tua era tahun 1970-an, yang mendekati akhir masa pakainya,: kata juru bicara Angkatan Udara dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters.
Pengerjaan SAOC akan dilakukan di Colorado, Nevada dan Ohio dan diharapkan selesai pada tahun 2036.
Untuk memenuhi kebutuhan operasional, sistem senjata akan terdiri dari jet turunan komersial yang diperkuat dan dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan militer.
Reuters pada bulan Desember melaporkan bahwa Angkatan Udara AS menyingkirkan Boeing (BA.N), membuka tab baru dari kompetisinya untuk mengembangkan penerus E-4B Nightwatch.
Meskipun biasanya digunakan untuk mengangkut menteri pertahanan AS, E-4B dirancang sebagai pos komando bergerak yang mampu menahan ledakan nuklir dan efek elektromagnetik, sehingga memungkinkan para pemimpin AS untuk menyampaikan perintah kepada militer jika terjadi keadaan darurat nasional.
E-4B juga mampu mengisi bahan bakar di udara dan dilengkapi ruang konferensi dan pengarahan serta peralatan komunikasi canggih.
Angkatan Udara saat ini mengoperasikan empat pesawat E-4B dengan setidaknya satu pesawat dalam keadaan siaga setiap saat. Armada jet jumbo Boeing 747-200 yang telah dimodifikasi menjadi semakin sulit dan mahal perawatannya karena suku cadangnya sudah ketinggalan zaman.
"Proyek Survivable Airborne Operations Center (SAOC) dimaksudkan untuk menggantikan pesawat tua era tahun 1970-an, yang mendekati akhir masa pakainya,: kata juru bicara Angkatan Udara dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters.
Pengerjaan SAOC akan dilakukan di Colorado, Nevada dan Ohio dan diharapkan selesai pada tahun 2036.
Untuk memenuhi kebutuhan operasional, sistem senjata akan terdiri dari jet turunan komersial yang diperkuat dan dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan militer.
Reuters pada bulan Desember melaporkan bahwa Angkatan Udara AS menyingkirkan Boeing (BA.N), membuka tab baru dari kompetisinya untuk mengembangkan penerus E-4B Nightwatch.
Meskipun biasanya digunakan untuk mengangkut menteri pertahanan AS, E-4B dirancang sebagai pos komando bergerak yang mampu menahan ledakan nuklir dan efek elektromagnetik, sehingga memungkinkan para pemimpin AS untuk menyampaikan perintah kepada militer jika terjadi keadaan darurat nasional.
E-4B juga mampu mengisi bahan bakar di udara dan dilengkapi ruang konferensi dan pengarahan serta peralatan komunikasi canggih.
Angkatan Udara saat ini mengoperasikan empat pesawat E-4B dengan setidaknya satu pesawat dalam keadaan siaga setiap saat. Armada jet jumbo Boeing 747-200 yang telah dimodifikasi menjadi semakin sulit dan mahal perawatannya karena suku cadangnya sudah ketinggalan zaman.
(ahm)
tulis komentar anda