Israel Gunakan WhatsApp Meta untuk Bunuh Warga Palestina di Gaza dengan Sistem AI

Jum'at, 19 April 2024 - 22:01 WIB
Ponsel dengan logo WhatsApp terlihat pada motherboard komputer. Foto/REUTERS/Dado Ruvic
GAZA - Pembunuhan oleh Israel terhadap warga Palestina di Gaza melalui sistem penargetan kecerdasan buatan (AI) dibantu platform pesan WhatsApp Meta, menurut laporan terbaru.

Awal bulan ini, laporan mengungkapkan Israel menggunakan sistem kecerdasan buatan yang disebut 'Lavender' untuk mengidentifikasi seseorang di Jalur Gaza sebelum menargetkan dan menyerang mereka, memproses sebanyak 37.000 warga Palestina dalam lingkup tersebut.

Daripada hanya bertindak sebagai mekanisme penargetan sederhana, sistem ini sengaja mempunyai tingkat korban sipil yang tinggi, di mana sumber-sumber militer dan intelijen Israel mengakui mereka menyerang sasaran bahkan ketika mereka berada di rumah mereka bersama seluruh keluarga mereka.

Seperti yang dikatakan salah satu sumber pada saat itu, “Pasukan Israel membombardir rumah-rumah mereka (warga Palestina) tanpa ragu-ragu, sebagai pilihan pertama. Jauh lebih mudah untuk mengebom rumah satu keluarga. Sistem ini dibangun untuk mencari mereka dalam situasi ini.”

Namun, menurut insinyur perangkat lunak dan blogger, Paul Biggar, satu detail penting pada metode yang digunakan sistem Lavender adalah keterlibatan platform perpesanan, WhatsApp.



Faktor penentu utama identifikasi sistem ini adalah apakah seseorang berada dalam grup WhatsApp yang berisi tersangka pejuang lainnya.



Selain ketidakakuratan metode dan pertanyaan moral dalam menargetkan warga Palestina berdasarkan grup WhatsApp bersama atau koneksi media sosial, ada juga keraguan platform tersebut berbasis privasi dan menjamin enkripsi “end-to-end” untuk pesan.

Menyatakan perusahaan induk WhatsApp, Meta, menjadikannya terlibat dalam pembunuhan Israel terhadap tersangka “pra-kejahatan” di Gaza, Biggar menuduh perusahaan tersebut secara langsung melanggar hukum kemanusiaan internasional, serta komitmen publiknya terhadap hak asasi manusia.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More