Pasukan Israel Mundur dari Gaza Selatan adalah Langkah Taktis, Bukan Konsesi untuk Damai
Selasa, 09 April 2024 - 06:29 WIB
ANKARA - Pimpinan militer Israel mengumumkan penarikan pasukan dari wilayah Khan Younis di Jalur Gaza akhir pekan ini.
Langkah itu bersamaan saat Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyatakan negaranya “selangkah lagi menuju kemenangan”.
Mengomentari perkembangan ini, analis keamanan dan politik yang berbasis di Ankara Dr Hasan Selim Ozertem berspekulasi pasukan Israel kemungkinan besar telah menyelesaikan operasi “pencarian yang diperlukan” di Khan Younis dan, dengan hampir semua bangunan di wilayah tersebut diratakan, tidak ada alasan untuk Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berada di sana.
“Langkah-langkah ini terlihat lebih taktis, dibandingkan konsesi atau kompromi. Karena di satu sisi, dalam negosiasi di Kairo, tidak ada kemajuan pasti atau serius yang terjadi antara Hamas dan perwakilan Israel,” ujar Dr Ozertem kepada Sputnik.
Dia menambahkan, “Di sisi lain, apa yang harus kita waspadai? Pertama-tama, langkah Israel selanjutnya di Rafah.”
Menurutnya, penarikan diri Israel mungkin menandakan persiapan serangan terhadap Rafah, kota di Jalur Gaza selatan tempat ratusan ribu warga Palestina mencari perlindungan di tengah invasi Israel.
“Mundur dari Khan Younis mungkin membantu beberapa warga sipil kembali ke rumah mereka, sehingga mengurangi jumlah warga sipil di sana. Jadi, hal ini juga dapat membantu mengurangi korban sipil dalam kemungkinan operasi di Rafah,” ujar Dr Ozertem.
Dia juga mencatat Israel mungkin melakukan penarikan pasukan ini untuk mengantisipasi kemungkinan pembalasan dari Iran sebagai tanggapan terhadap serangan Israel baru-baru ini terhadap konsulat Iran di Suriah.
“Ini adalah sinyal positif, mungkin Israel sedang berusaha meredakan ketegangan di Timur Tengah dengan menarik sebagian pasukannya untuk mempersiapkan serangan Iran. Jadi, ini lebih merupakan langkah taktis daripada konsesi untuk perjanjian damai,” papar analis tersebut.
Dia menekankan, “Apalagi melihat pernyataan Netanyahu atau pejabat tinggi Israel lainnya, mereka sudah mengatakan Rafah akan menjadi target berikutnya. Dan Israel menginginkan kesepakatan, bukan penyerahan diri. Jadi dalam hal ini, ini hanyalah semacam keputusan taktis militer.”
Langkah itu bersamaan saat Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyatakan negaranya “selangkah lagi menuju kemenangan”.
Mengomentari perkembangan ini, analis keamanan dan politik yang berbasis di Ankara Dr Hasan Selim Ozertem berspekulasi pasukan Israel kemungkinan besar telah menyelesaikan operasi “pencarian yang diperlukan” di Khan Younis dan, dengan hampir semua bangunan di wilayah tersebut diratakan, tidak ada alasan untuk Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berada di sana.
“Langkah-langkah ini terlihat lebih taktis, dibandingkan konsesi atau kompromi. Karena di satu sisi, dalam negosiasi di Kairo, tidak ada kemajuan pasti atau serius yang terjadi antara Hamas dan perwakilan Israel,” ujar Dr Ozertem kepada Sputnik.
Dia menambahkan, “Di sisi lain, apa yang harus kita waspadai? Pertama-tama, langkah Israel selanjutnya di Rafah.”
Menurutnya, penarikan diri Israel mungkin menandakan persiapan serangan terhadap Rafah, kota di Jalur Gaza selatan tempat ratusan ribu warga Palestina mencari perlindungan di tengah invasi Israel.
“Mundur dari Khan Younis mungkin membantu beberapa warga sipil kembali ke rumah mereka, sehingga mengurangi jumlah warga sipil di sana. Jadi, hal ini juga dapat membantu mengurangi korban sipil dalam kemungkinan operasi di Rafah,” ujar Dr Ozertem.
Dia juga mencatat Israel mungkin melakukan penarikan pasukan ini untuk mengantisipasi kemungkinan pembalasan dari Iran sebagai tanggapan terhadap serangan Israel baru-baru ini terhadap konsulat Iran di Suriah.
“Ini adalah sinyal positif, mungkin Israel sedang berusaha meredakan ketegangan di Timur Tengah dengan menarik sebagian pasukannya untuk mempersiapkan serangan Iran. Jadi, ini lebih merupakan langkah taktis daripada konsesi untuk perjanjian damai,” papar analis tersebut.
Dia menekankan, “Apalagi melihat pernyataan Netanyahu atau pejabat tinggi Israel lainnya, mereka sudah mengatakan Rafah akan menjadi target berikutnya. Dan Israel menginginkan kesepakatan, bukan penyerahan diri. Jadi dalam hal ini, ini hanyalah semacam keputusan taktis militer.”
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda