7 Isu Panas Pemilu Korea Selatan, dari Kenaikan Harga Daun Bawang hingga Serangan Seksis ke Politisi Perempuan
Sabtu, 06 April 2024 - 20:20 WIB
SEOUL - Melonjaknya harga daun bawang dan apel. Dokter yang menyerang. Tudingan seorang politisi yang diduga seksis terhadap kandidat perempuan. Banyak isu yang menggairahkan para pemilih di Korea Selatan tahun ini.
Foto/AP
Ketika warga Korea Selatan bersiap untuk memilih parlemen baru yang beranggotakan 300 orang pada minggu depan, banyak yang memilih mata pencaharian dan topik domestik lainnya sebagai isu pemilu mereka yang paling penting, dan menjauhi agenda yang biasanya populer seperti ancaman nuklir Korea Utara dan komitmen keamanan AS.
“Saya merasa tertarik pada seseorang yang berbicara tentang hal-hal yang benar-benar bermanfaat bagi lingkungan kita,” kata Kim Yun-ah, seorang perwira pekerja Seoul berusia 45 tahun, dilansir AP. “Saya sering tidak tahu kapan Korea Utara melakukan uji coba rudal.”
Para ahli mengatakan sekitar 30% atau 40% dari 44 juta pemilih di Korea Selatan netral secara politik dan siapa yang mereka dukung kemungkinan besar akan menentukan hasil pemilu tanggal 10 April.
Foto/AP
Perpecahan konservatif-liberal di Korea Selatan begitu mencolok sehingga banyak pemilih yang mungkin sudah menentukan siapa yang akan mereka pilih berdasarkan afiliasi partainya, dan bukan berdasarkan kebijakan para kandidat di daerah pemilihannya.
7 Isu Panas Pemilu Korea Selatan, dari Kenaikan Harga Daun Bawang hingga Serangan Seksis ke Politisi Perempuan
1. Ancaman Perang dengan Korea Utara
Foto/AP
Ketika warga Korea Selatan bersiap untuk memilih parlemen baru yang beranggotakan 300 orang pada minggu depan, banyak yang memilih mata pencaharian dan topik domestik lainnya sebagai isu pemilu mereka yang paling penting, dan menjauhi agenda yang biasanya populer seperti ancaman nuklir Korea Utara dan komitmen keamanan AS.
“Saya merasa tertarik pada seseorang yang berbicara tentang hal-hal yang benar-benar bermanfaat bagi lingkungan kita,” kata Kim Yun-ah, seorang perwira pekerja Seoul berusia 45 tahun, dilansir AP. “Saya sering tidak tahu kapan Korea Utara melakukan uji coba rudal.”
Para ahli mengatakan sekitar 30% atau 40% dari 44 juta pemilih di Korea Selatan netral secara politik dan siapa yang mereka dukung kemungkinan besar akan menentukan hasil pemilu tanggal 10 April.
2. Memilih Orang, Bukan Kebijakan
Foto/AP
Perpecahan konservatif-liberal di Korea Selatan begitu mencolok sehingga banyak pemilih yang mungkin sudah menentukan siapa yang akan mereka pilih berdasarkan afiliasi partainya, dan bukan berdasarkan kebijakan para kandidat di daerah pemilihannya.
tulis komentar anda