Mengapa Banyak Anak Muda India, Nepal dan Sri Lanka Jadi Tentara Bayaran Rusia?

Senin, 01 April 2024 - 20:20 WIB


2. Terdesak karena Faktor Ekonomi



Foto/Reuters

Beberapa pria yang ikut berperang mengatakan kepada Al Jazeera bahwa alasan di balik perang tersebut adalah karena kondisi keuangan mereka. “Kondisi ekonomi keluarga saya sangat memprihatinkan, jadi saya pikir ini akan menjadi terobosan yang baik,” kata Bimal Bhandari*, seorang tentara bayaran berusia 32 tahun dari Nepal.

Orang-orang Sri Lanka bergabung dalam perang ini bukan karena mereka percaya pada tujuan Rusia. "Namun karena ini adalah peluang untuk menghasilkan uang di tengah gejolak ekonomi," kata Gamini Viyangoda, seorang penulis, analis politik, dan kolumnis asal Sri Lanka.

Di Sri Lanka, krisis ekonomi dan gangguan politik pada tahun 2022 mengakibatkan krisis kelaparan pada tahun 2023. Hutang luar negeri yang sangat besar dan meningkatnya inflasi menyebabkan kekurangan bahan bakar, obat-obatan dan makanan.

Seorang pensiunan tentara Sri Lanka, yang sekarang direkrut untuk Rusia, mengatakan kepada Al Jazeera tanpa menyebut nama bahwa dia tidak terlalu khawatir tentang kemungkinan kehilangan nyawanya dengan bergabung dengan tentara Rusia dibandingkan dengan kesulitan ekonomi di Sri Lanka.

Tentara yang saat ini bertugas di tentara Sri Lanka juga sangat ingin meninggalkan jabatannya dan pergi ke Rusia, jika diberi kesempatan. Seorang tentara memberi tahu Al Jazeera bahwa dia menghasilkan sedikit USD65 sebulan setelah dipotong pajak.

Poudel mengatakan bahwa ada kecenderungan di kalangan warga Nepal untuk pergi ke luar negeri ke Timur Tengah atau Eropa untuk mencari penghasilan yang menguntungkan karena “rata-rata pendapatan per kapita di Nepal hanya sekitar USD1.000 per tahun.” Sebagai perbandingan, gaji yang diiklankan untuk bergabung dengan tentara Rusia adalah “sekitar USD4.000 per bulan, yang merupakan jumlah yang sangat besar,” tambahnya.

“Tidak semua dari mereka mendapatkan jumlah yang diiklankan, meskipun bayarannya jauh lebih tinggi daripada yang mereka dapatkan di sini,” kata Poudel.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More