Oposisi Turki Menang di Istanbul dan Ankara, Ini Reaksi Erdogan

Senin, 01 April 2024 - 10:35 WIB
“Tentu saja kami akan menghormati keputusan bangsa. Kita hindari bersikap keras kepala, bertindak bertentangan dengan kemauan nasional, dan mempertanyakan kekuatan bangsa,” imbuhnya.

Erdogan telah menjadi presiden sejak 2014 dan memenangkan masa jabatan baru pada Mei tahun lalu.

Dia menyebut Istanbul sebagai “harta” nasional ketika meluncurkan kampanyenya untuk merebut kembali kota tersebut.

Meski dia mendominasi kampanye, peran pribadinya tidak membantu mengatasi kekhawatiran yang meluas terhadap perekonomian negara.

“Semua orang khawatir tentang kehidupan sehari-hari,” kata Guler Kaya, warga Istanbul berusia 43 tahun, saat dia memberikan suaranya.

“Krisis ini menelan kelas menengah. Kami harus mengubah semua kebiasaan kami,” katanya. “Jika Erdogan menang, keadaan akan menjadi lebih buruk lagi”.

Meskipun partai-partai oposisi terpecah menjelang pemilu, para analis meramalkan masa depan politik yang penuh badai bagi AKP dan sekutunya.

Berk Esen, seorang akademisi di Universitas Sabanci, mengatakan bahwa CHP telah mencapai “kekalahan pemilu terbesar dalam karier Erdogan”.

“Meskipun persaingannya tidak seimbang, kandidat pemerintah telah kalah bahkan di kubu konservatif. Ini hasil terbaik CHP sejak pemilu 1977,” kata Esen di akun media sosialnya.

Kerusuhan di Tenggara

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More