Rusia Marah dan Sedih setelah Teroris Bantai 137 Orang di Gedung Konser Moskow
Senin, 25 Maret 2024 - 07:14 WIB
Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia mengatakan para penyerang memiliki kontak di Ukraina.
Di Moskow, masyarakat Rusia terpecah mengenai klaim adanya hubungan para teroris tersebut dengan Ukraina—yang telah dibantah oleh Kyiv dan Amerika Serikat.
“Saya tidak percaya dengan versi keterlibatan Ukraina,” kata Vomik Aliyev (22), seorang mahasiswa kedokteran yang orang tuanya beragama Islam dan sering pergi ke gedung konser.
Namun, sebagian lainnya bertanya-tanya apakah Kyiv-lah yang patut disalahkan.
“Perang terjadi di setiap sudut negara, tidak hanya di televisi,” kata Valery Chernov, seorang penjaga toko berusia 52 tahun.
“Sulit untuk mengatakan siapa di balik semua ini: musuh-musuh Rusia pastinya, musuh-musuh Putin yang ingin menggoyahkan ketertiban dan kekuasaan, sehingga masyarakat mulai ragu bahwa mereka dilindungi oleh pemerintahnya," paparnya.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pekan lalu bahwa Rusia berada dalam “keadaan perang” dengan Ukraina—meningkatkan bahasa resmi yang digunakan untuk membicarakan kampanye tersebut.
“Ini dimulai sebagai operasi militer khusus, tapi segera setelah kelompok ini terbentuk di sana, ketika kolektif Barat menjadi peserta di pihak Ukraina, bagi kami hal itu sudah menjadi perang,” katanya.
Di Washington, Gedung Putih bersikeras pada hari Minggu bahwa Kyiv tidak memiliki peran apa pun dalam pembantaian tersebut.
“ISIS bertanggung jawab penuh atas serangan ini. Tidak ada keterlibatan Ukraina sama sekali,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson.
Di Moskow, masyarakat Rusia terpecah mengenai klaim adanya hubungan para teroris tersebut dengan Ukraina—yang telah dibantah oleh Kyiv dan Amerika Serikat.
“Saya tidak percaya dengan versi keterlibatan Ukraina,” kata Vomik Aliyev (22), seorang mahasiswa kedokteran yang orang tuanya beragama Islam dan sering pergi ke gedung konser.
Namun, sebagian lainnya bertanya-tanya apakah Kyiv-lah yang patut disalahkan.
“Perang terjadi di setiap sudut negara, tidak hanya di televisi,” kata Valery Chernov, seorang penjaga toko berusia 52 tahun.
“Sulit untuk mengatakan siapa di balik semua ini: musuh-musuh Rusia pastinya, musuh-musuh Putin yang ingin menggoyahkan ketertiban dan kekuasaan, sehingga masyarakat mulai ragu bahwa mereka dilindungi oleh pemerintahnya," paparnya.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pekan lalu bahwa Rusia berada dalam “keadaan perang” dengan Ukraina—meningkatkan bahasa resmi yang digunakan untuk membicarakan kampanye tersebut.
“Ini dimulai sebagai operasi militer khusus, tapi segera setelah kelompok ini terbentuk di sana, ketika kolektif Barat menjadi peserta di pihak Ukraina, bagi kami hal itu sudah menjadi perang,” katanya.
Di Washington, Gedung Putih bersikeras pada hari Minggu bahwa Kyiv tidak memiliki peran apa pun dalam pembantaian tersebut.
“ISIS bertanggung jawab penuh atas serangan ini. Tidak ada keterlibatan Ukraina sama sekali,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson.
tulis komentar anda