Abaikan Tekanan Dunia, Angkatan Darat Israel Akan Nekat Invasi Rafah

Senin, 18 Maret 2024 - 08:01 WIB
Rafah adalah pusat populasi besar terakhir di Gaza yang belum menjadi sasaran serangan darat dalam perang tersebut, yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel selatan.

Serangan Hamas itu mengakibatkan kematian sekitar 1.160 orang, menurut angka resmi Israel.

Hamas juga menyandera sekitar 250 warga Israel dan warga asing dalam serangan 7 Oktober, dan Israel yakin sekitar 130 dari mereka masih berada di Gaza termasuk 32 orang diperkirakan tewas.

Sedangkan invasi brutal Israel telah menewaskan 31.645 warga Palestina di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di wilayah tersebut.

Netanyahu pada hari Minggu juga mengkritik “mereka yang berada di komunitas internasional yang sedang mencoba menghentikan perang” dengan “membuat tuduhan palsu” terhadap Israel dan militernya.

Israel terus-menerus mendapat kritik atas jatuhnya korban sipil di Gaza serta kekurangan bantuan yang memicu ketakutan akan kelaparan.

Pada hari Kamis, Pemimpin Mayoritas Senat AS Chuck Schumer menyerukan Israel untuk mengadakan pemilu baru, yang memicu penolakan keras dari Partai Likud peendukung Netanyahu—yang mengatakan Israel “bukan republik pisang".

Netanyahu pada hari Minggu mengatakan pemilu baru akan menghentikan perang, dan melumpuhkan negara setidaknya selama enam bulan.

“Jika kita menghentikan perang sekarang, sebelum semua tujuannya tercapai, itu berarti Israel kalah perang, dan kami tidak akan membiarkan hal itu terjadi," katanya.

Dalam tanggapan publik pertamanya terhadap Schumer, Netanyahu mencap pernyataan politisi Amerika tersebut “sama sekali tidak pantas” dan bersikeras bahwa sebagian besar warga Israel mendukung perang tersebut.

“Jika Senator Schumer menentang kebijakan ini, dia tidak menentang saya; dia menentang rakyat Israel,” kata Netanyahu kepada CNN pada hari Minggu.

Sementara itu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby memperingatkan “kekhawatiran” mengenai operasi Rafah yang akan dilakukan Israel.

“Kami tidak akan mendukung, tidak dapat mendukung, operasi di Rafah yang tidak mempunyai rencana yang dapat dilaksanakan, dapat diverifikasi, dan dapat dicapai untuk mengurus 1,5 juta orang yang mencoba mencari perlindungan di Rafah,” kata Kirby kepada Fox News Sunday.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More