Ukraina Bombardir Rusia saat Pilpres yang Perkuat Cengkeraman Kekuasaan Putin

Minggu, 17 Maret 2024 - 06:32 WIB
Putin mengatakan pada hari Jumat dalam komentarnya di televisi bahwa serentetan serangan udara dan darat yang dilakukan pasukan Kyiv tidak akan luput dari hukuman.

Pemimpin berusia 71 tahun ini telah berkuasa di Rusia sejak hari terakhir tahun 1999 dan akan memperpanjang kekuasaannya di negara tersebut hingga tahun 2030.

Jika Putin menyelesaikan masa jabatan Kremlin lagi, dia akan tetap berkuasa lebih lama dibandingkan pemimpin Rusia mana pun sejak Catherine yang Agung pada abad ke-18.

Dia mencalonkan diri tanpa tertandingi, setelah melarang dua kandidat yang menentang perang di Ukraina, dan sekitar satu bulan setelah lawan utamanya; Alexei Navalny, meninggal di penjara Arktik dalam keadaan yang tidak dapat dijelaskan.

Kremlin telah menjadikan pilpres ini sebagai kesempatan bagi Rusia untuk menunjukkan bahwa mereka berada di balik kampanye militer besar-besaran Moskow di Ukraina, di mana pemungutan suara juga diadakan di "wilayah pendudukan".

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada hari Sabtu memuji aneksasi Moskow atas semenanjung Crimea—tempat pemungutan suara juga berlangsung—10 tahun yang lalu dari Ukraina.

“Semenanjung ini merupakan bagian integral dari Federasi Rusia,” kata Lavrov dalam sebuah pernyataan di situs Kementerian Luar Negeri Rusia.

Namun hari pertama pemungutan suara dirusak oleh tindakan vandalisme di tempat pemungutan suara, dengan serentetan penangkapan warga Rusia yang dituduh menuangkan pewarna ke dalam kotak suara atau melakukan pembakaran.

Partai berkuasa Rusia Bersatu yang dengan gigih mendukung Putin mengumumkan pada hari Sabtu bahwa mereka mengalami serangan peretasan skala besar di situs webnya.

Dinas Keamanan Federal (FSB) juga mengumumkan serentetan penangkapan, saat pemungutan suara dibuka, terhadap warga Rusia yang disebut membantu pasukan Ukraina atau berencana melakukan sabotase terhadap fasilitas militer dan transportasi.

Pada hari Sabtu, mereka mengatakan telah menahan seorang pria Rusia yang, dengan bantuan Kyiv, merencanakan untuk memasang alat peledak di jalur kereta api di wilayah Ural tengah negara itu.

Serangan Ukraina terhadap Rusia juga telah meluas melampaui wilayah perbatasan dan pasukan Kyiv menargetkan fasilitas minyak jauh di dalam wilayah Rusia selama beberapa pekan terakhir.

Pemerintah wilayah Samara yang terletak sekitar 1.000 km dari perbatasan Ukraina mengatakan pada hari Sabtu bahwa drone Ukraina telah menargetkan dua kilang minyak, sehingga memicu ledakan pada salah satunya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More