5 Gebrakan Rusia Menjadi Mediator untuk Mempersatukan Faksi-faksi Palestina
Minggu, 03 Maret 2024 - 22:22 WIB
Foto/Reuters
Rusia memiliki rekam jejak dalam melibatkan Hamas. Selama bertahun-tahun, perwakilan Hamas telah melakukan kunjungan ke Moskow, yang menjadi sumber ketegangan dalam hubungan Rusia dengan Israel.
Meskipun demikian, pemerintahan Putin telah berhasil menghindari keterlibatannya dengan Hamas untuk menciptakan krisis besar dalam hubungan Moskow-Tel Aviv. Dari sudut pandang Kremlin, Hamas adalah aktor yang harus dihadapi Rusia seiring upaya Moskow untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di Timur Tengah dan, khususnya, dalam konflik Israel-Palestina.
Pada akhir Oktober 2023, Rusia mengundang perwakilan Hamas ke Moskow. Saat itu, Kremlin fokus pada pembebasan warga negara Israel-Rusia yang disandera Hamas di Gaza. Upaya tersebut membuahkan hasil positif.
Setelah anggota Hamas tiba di Moskow, mereka menerima daftar sandera berkewarganegaraan Rusia yang pemerintah Rusia ingin agar kelompok Palestina segera dibebaskan.
“Kami sangat memperhatikan daftar ini dan akan memprosesnya dengan hati-hati karena kami memandang Rusia sebagai teman terdekat kami,” jelas Mousa Abu Marzouk, anggota senior Hamas, saat berbicara kepada kantor berita RIA Novosti selama kunjungan Hamas ke Moskow. “Segera setelah kami menemukannya, kami akan melepaskannya.”
Pada awal November, Hamas menepati janjinya dan membebaskan tiga sandera Israel-Rusia. Salah satunya adalah Roni Krivoi, sandera pria dewasa pertama dengan paspor Israel yang dibebaskan oleh Hamas sejak 7 Oktober.
“Kami berterima kasih kepada kepemimpinan gerakan Hamas atas tanggapan positif mereka terhadap permohonan mendesak kami,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova setelah pembebasan mereka. “Kami akan terus berupaya untuk segera membebaskan warga Rusia yang masih ditahan di Jalur Gaza.”
Dapat dipastikan bahwa pembebasan sandera yang tersisa akan menjadi prioritas Moskow seiring dengan keterlibatan mereka lebih jauh dengan Hamas. Kemampuan Rusia untuk memanfaatkan hubungannya dengan Hamas bermanfaat bagi kepentingan Moskow dalam kaitannya dengan Tel Aviv.
Putin yang memainkan kartu ini dapat membantu mencegah Israel tergoda untuk bergabung dengan Barat dalam menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atau mempersenjatai Ukraina setelah dua tahun perang Moskow melawan negara tetangganya yang lebih kecil.
Rusia memiliki rekam jejak dalam melibatkan Hamas. Selama bertahun-tahun, perwakilan Hamas telah melakukan kunjungan ke Moskow, yang menjadi sumber ketegangan dalam hubungan Rusia dengan Israel.
Meskipun demikian, pemerintahan Putin telah berhasil menghindari keterlibatannya dengan Hamas untuk menciptakan krisis besar dalam hubungan Moskow-Tel Aviv. Dari sudut pandang Kremlin, Hamas adalah aktor yang harus dihadapi Rusia seiring upaya Moskow untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di Timur Tengah dan, khususnya, dalam konflik Israel-Palestina.
Pada akhir Oktober 2023, Rusia mengundang perwakilan Hamas ke Moskow. Saat itu, Kremlin fokus pada pembebasan warga negara Israel-Rusia yang disandera Hamas di Gaza. Upaya tersebut membuahkan hasil positif.
Setelah anggota Hamas tiba di Moskow, mereka menerima daftar sandera berkewarganegaraan Rusia yang pemerintah Rusia ingin agar kelompok Palestina segera dibebaskan.
“Kami sangat memperhatikan daftar ini dan akan memprosesnya dengan hati-hati karena kami memandang Rusia sebagai teman terdekat kami,” jelas Mousa Abu Marzouk, anggota senior Hamas, saat berbicara kepada kantor berita RIA Novosti selama kunjungan Hamas ke Moskow. “Segera setelah kami menemukannya, kami akan melepaskannya.”
Pada awal November, Hamas menepati janjinya dan membebaskan tiga sandera Israel-Rusia. Salah satunya adalah Roni Krivoi, sandera pria dewasa pertama dengan paspor Israel yang dibebaskan oleh Hamas sejak 7 Oktober.
“Kami berterima kasih kepada kepemimpinan gerakan Hamas atas tanggapan positif mereka terhadap permohonan mendesak kami,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova setelah pembebasan mereka. “Kami akan terus berupaya untuk segera membebaskan warga Rusia yang masih ditahan di Jalur Gaza.”
Dapat dipastikan bahwa pembebasan sandera yang tersisa akan menjadi prioritas Moskow seiring dengan keterlibatan mereka lebih jauh dengan Hamas. Kemampuan Rusia untuk memanfaatkan hubungannya dengan Hamas bermanfaat bagi kepentingan Moskow dalam kaitannya dengan Tel Aviv.
Putin yang memainkan kartu ini dapat membantu mencegah Israel tergoda untuk bergabung dengan Barat dalam menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atau mempersenjatai Ukraina setelah dua tahun perang Moskow melawan negara tetangganya yang lebih kecil.
3. Menjaga Keseimbangan dalam Konflik Israel dan Palestina
tulis komentar anda