Kiprah Hizbullah di Parlemen Lebanon, dari Lahir Hingga Kini
Jum'at, 01 Maret 2024 - 15:15 WIB
BEIRUT - Hizbullah yang berarti “Partai Allah” adalah kelompok politik dan bersenjata Syiah yang didukung Iran. Hizbullah dibentuk pada 1982 untuk melawan pendudukan Israel di Lebanon selatan.
Kelompok ini didirikan setelah Perang Lebanon tahun 1982 oleh ulama Lebanon yang belajar di seminari Syiah Hawza Najaf di Najaf. Partai ini mengadopsi model yang ditetapkan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Khomeini setelah Revolusi Iran pada tahun 1979, dan para pendiri partai tersebut mengadopsi nama "Hizbullah" yang dipilih Khomeini.
Sejak itu, hubungan erat terjalin antara Iran dan Hizbullah. Organisasi ini dibentuk dengan dukungan 1.500 instruktur Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), dan mengumpulkan berbagai kelompok Syiah Lebanon menjadi satu organisasi terpadu untuk melawan pendudukan Israel di Lebanon Selatan.
Hizbullah memegang 14 dari 128 kursi di Parlemen Lebanon dan merupakan anggota Blok Perlawanan dan Pembangunan.
Menurut pakar politik Daniel L Byman, Hizbullah adalah gerakan politik tunggal yang paling kuat di Lebanon. Hizbullah adalah salah satu blok politik paling berpengaruh dalam sistem politik sektarian Lebanon, dan mendapat dukungan dari sebagian besar penduduk Syiah.
Sejak tahun 2006, kekuatan militer kelompok tersebut tumbuh secara signifikan, hingga sayap paramiliternya dilaporkan menjadi lebih kuat daripada Angkatan Darat Lebanon.
Kondisi itu membuat Hizbullah sering dijuluki sebagai "negara di dalam negara” karena jaringan politik dan militernya yang luas dan didirikan di negara yang terbelah berdasarkan sektarian.
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menepis tuduhan pihaknya mengontrol pemerintah Lebanon atau memiliki cukup kursi di parlemen untuk bertindak sesuka hati.
Meski demikian, Hizbullah tetap menjadi kekuatan politik yang besar di Lebanon. Amerika Serikat (AS) menuding Iran telah mengalokasikan ratusan juta dolar setiap tahunnya kepada Hizbullah dalam beberapa tahun terakhir.
Hizbullah telah memainkan peran penting dalam konflik Israel-Lebanon. Kelompok ini telah melakukan kampanye berkelanjutan melawan pasukan Israel di Lebanon.
Pasukan Israel menarik diri secara sepihak dari Lebanon selatan pada tahun 2000 setelah hampir 20 tahun pertempuran mematikan. Hal ini mendorong Hizbullah menyatakan diri sebagai tentara Arab pertama yang memaksa Israel menyerahkan kendali atas wilayah tersebut.
Hizbullah telah bertransformasi dari kelompok perlawanan menjadi kekuatan politik yang signifikan di Lebanon. Dengan dukungan dari Iran dan komunitas Syiah, Hizbullah telah berhasil mempengaruhi politik Lebanon dan mempertahankan kehadirannya di parlemen.
Meski mendapat kritik dan tantangan, Hizbullah tetap menjadi pemain penting dalam politik Lebanon. Peran Hizbullah dalam konflik Israel-Lebanon telah menimbulkan kontroversi berbagai pihak.
Kelompok ini didirikan setelah Perang Lebanon tahun 1982 oleh ulama Lebanon yang belajar di seminari Syiah Hawza Najaf di Najaf. Partai ini mengadopsi model yang ditetapkan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Khomeini setelah Revolusi Iran pada tahun 1979, dan para pendiri partai tersebut mengadopsi nama "Hizbullah" yang dipilih Khomeini.
Sejak itu, hubungan erat terjalin antara Iran dan Hizbullah. Organisasi ini dibentuk dengan dukungan 1.500 instruktur Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), dan mengumpulkan berbagai kelompok Syiah Lebanon menjadi satu organisasi terpadu untuk melawan pendudukan Israel di Lebanon Selatan.
Kehadiran di Parlemen
Hizbullah memegang 14 dari 128 kursi di Parlemen Lebanon dan merupakan anggota Blok Perlawanan dan Pembangunan.
Menurut pakar politik Daniel L Byman, Hizbullah adalah gerakan politik tunggal yang paling kuat di Lebanon. Hizbullah adalah salah satu blok politik paling berpengaruh dalam sistem politik sektarian Lebanon, dan mendapat dukungan dari sebagian besar penduduk Syiah.
Sejak tahun 2006, kekuatan militer kelompok tersebut tumbuh secara signifikan, hingga sayap paramiliternya dilaporkan menjadi lebih kuat daripada Angkatan Darat Lebanon.
Kondisi itu membuat Hizbullah sering dijuluki sebagai "negara di dalam negara” karena jaringan politik dan militernya yang luas dan didirikan di negara yang terbelah berdasarkan sektarian.
Dukungan dan Pengaruh
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menepis tuduhan pihaknya mengontrol pemerintah Lebanon atau memiliki cukup kursi di parlemen untuk bertindak sesuka hati.
Meski demikian, Hizbullah tetap menjadi kekuatan politik yang besar di Lebanon. Amerika Serikat (AS) menuding Iran telah mengalokasikan ratusan juta dolar setiap tahunnya kepada Hizbullah dalam beberapa tahun terakhir.
Peran dalam Melawan Israel
Hizbullah telah memainkan peran penting dalam konflik Israel-Lebanon. Kelompok ini telah melakukan kampanye berkelanjutan melawan pasukan Israel di Lebanon.
Pasukan Israel menarik diri secara sepihak dari Lebanon selatan pada tahun 2000 setelah hampir 20 tahun pertempuran mematikan. Hal ini mendorong Hizbullah menyatakan diri sebagai tentara Arab pertama yang memaksa Israel menyerahkan kendali atas wilayah tersebut.
Hizbullah telah bertransformasi dari kelompok perlawanan menjadi kekuatan politik yang signifikan di Lebanon. Dengan dukungan dari Iran dan komunitas Syiah, Hizbullah telah berhasil mempengaruhi politik Lebanon dan mempertahankan kehadirannya di parlemen.
Meski mendapat kritik dan tantangan, Hizbullah tetap menjadi pemain penting dalam politik Lebanon. Peran Hizbullah dalam konflik Israel-Lebanon telah menimbulkan kontroversi berbagai pihak.
Baca Juga
(sya)
tulis komentar anda