Singapura Sebut Respons Israel Terhadap Serangan Hamas Sudah Lewati Batas, tapi....

Jum'at, 01 Maret 2024 - 10:28 WIB
“Situasi bencana di Gaza memerlukan gencatan senjata kemanusiaan segera untuk meringankan penderitaan yang tak tertahankan dari para korban sipil dan memungkinkan bantuan kemanusiaan untuk segera menjangkau mereka," katanya.

Singapura, lanjut dia, telah menegaskan posisinya, termasuk di PBB yang memilih dua resolusi Majelis Umum PBB mengenai perlindungan warga sipil dan menegakkan kewajiban hukum dan kemanusiaan.

Menanggapi seruan kepada Singapura untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel atas tindakannya, Balakrishnan mengatakan ini bukanlah cara yang tepat.

“Kami mengelola hubungan internasional dengan tetap terlibat dalam komunitas internasional dan menjaga hubungan dengan sebanyak mungkin negara,” kata Balakrishnan, seraya menambahkan bahwa hal ini merupakan kepentingan nasional Singapura sebagai negara kecil.

Menurutnya, memutuskan hubungan dengan negara yang tindakannya tidak disetujui Singapura tidak akan bersifat “konstruktif” dan juga tidak akan mengubah situasi di lapangan.

"Juga...hal ini tidak akan memengaruhi Israel untuk tiba-tiba mengubah kebijakannya atau akan segera mengurangi penderitaan rakyat Palestina," ujarnya.

Dia mencatat bahwa tidak satu pun dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, atau negara-negara Arab seperti Mesir dan Yordania, yang memutuskan hubungan dengan Israel.

Mengenai apakah hubungan dengan Israel terpengaruh oleh posisi Singapura, Balakrishnan mengatakan Singapura menjaga hubungan baik dengan Israel dan Otoritas Palestina.

“Semua pihak tahu bahwa Singapura akan selalu mengutarakan pendapat kami. Bukan secara provokatif, namun karena ini adalah prinsip-prinsip yang kami junjung tinggi dan kami akan terus mempertahankan posisi ini, dipandu oleh kepentingan nasional jangka panjang Singapura dan keadaan unik kami,” ujarnya.

Dia juga memperingatkan agar tidak memikirkan konflik ini berdasarkan agama.

“Agama sebenarnya hanyalah pelapis yang menutupi inti konflik. Apa inti konfliknya? Ini adalah konflik yang sudah berlangsung lama, perebutan tanah, identitas, dan kekuasaan,” kata Balakrishnan, seraya menambahkan bahwa isu tersebut sudah ada sejak berabad-abad, bahkan ribuan tahun.

“Orang Israel dan Palestina sama-sama merupakan suku Semit yang telah lama memperebutkan sebidang tanah yang sama," katanya.

Dia menambahkan, Singapura sebagai pihak luar tidak mungkin menentukan pihak mana yang memiliki klaim sejarah lebih kuat.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More