Bagaimana Ujaran Kebencian Anti-Muslim Menyebar di India?

Senin, 26 Februari 2024 - 20:40 WIB
Tiga negara bagian lainnya, Rajasthan, Karnataka, dan Chhattisgarh menyelenggarakan pemilihan legislatif pada tahun 2023, di mana kekuasaan berpindah tangan: Rajasthan dan Chhattisgarh berpindah dari partai oposisi Kongres ke BJP, dan Karnataka dari BJP ke Kongres. Bihar, negara bagian terakhir dari 10 negara bagian dengan kasus ujaran kebencian terbanyak, diperintah oleh koalisi oposisi hingga bulan lalu, ketika menteri utamanya berpindah pihak untuk bergabung dengan aliansi yang dipimpin BJP.

Lebih dari 77 persen pidato yang berisi seruan langsung untuk melakukan kekerasan terhadap umat Islam juga disampaikan di negara bagian dan teritori yang diperintah oleh BJP.

Sepertiga dari seluruh peristiwa ujaran kebencian yang didokumentasikan oleh IHL diselenggarakan oleh dua organisasi sayap kanan, Vishwa Hindu Parishad (VHP) dan Bajrang Dal, yang terkait dengan Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), mentor ideologis BJP. Pada tahun 2018, Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat menandai VHP dan Bajrang Dal sebagai “organisasi militan agama”.

“Analisis kami menunjukkan bahwa ujaran kebencian anti-Muslim telah dinormalisasi dan menjadi bagian dari ranah sosial-politik India,” kata Raqib Hameed Naik, pendiri IHL. “Kami memperkirakan merajalelanya penggunaan kebencian anti-Muslim selama pemilihan umum mendatang untuk mempolarisasi pemilih.”

5. Selalu Berkaitan dengan Konspirasi Islamofobia



Foto/Reuters

Laporan tersebut mendokumentasikan bahwa 63 persen dari total 668 peristiwa ujaran kebencian merujuk pada teori konspirasi Islamofobia.

Teori-teori tersebut mencakup “jihad cinta”, sebuah dugaan fenomena di mana laki-laki Muslim memikat perempuan Hindu untuk menikahi mereka dan masuk Islam; “jihad darat”, yang menuduh umat Islam menduduki lahan publik dengan membangun bangunan keagamaan atau mengadakan salat; “jihad halal”, yang memandang praktik Islam sebagai pengecualian ekonomi bagi pedagang non-Muslim; dan “jihad populasi”, yang menuduh bahwa umat Islam bereproduksi dengan tujuan untuk melebihi jumlah dan mendominasi populasi lain.

Semua teori konspirasi ini telah dibantah: Data pemerintah, misalnya, menunjukkan bahwa tingkat kesuburan umat Islam menurun lebih cepat dibandingkan dengan komunitas besar lainnya di India.

Lebih dari 48 persen peristiwa tersebut terjadi antara bulan Agustus dan November, periode dimana terjadi pemilihan umum negara bagian di empat negara bagian besar.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More