Tikus Menyerang dan Merusak Persenjataan Barat di Ukraina
Sabtu, 24 Februari 2024 - 00:01 WIB
Pada Desember, Kementerian Pertahanan Inggris memperingatkan musim gugur yang sejuk dan melimpahnya makanan dari ladang yang tidak digarap akibat permusuhan telah memicu peningkatan populasi tikus di wilayah konflik antara Rusia dan Ukraina.
“Hewan-hewan tersebut kemungkinan besar mencari perlindungan di kendaraan militer dan posisi bertahan,” ujar dia.
Menurut London, “Hewan pengerat tersebut memberikan tekanan tambahan pada moral tentara dan juga menimbulkan bahaya bagi peralatan militer dengan mengunyah kabel.”
Pada bulan yang sama, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, “Mitos tentang kekebalan peralatan militer Barat telah runtuh selama pertempuran di Ukraina.”
Pernyataan tersebut menyusul kegagalan serangan balasan Ukraina yang berlanjut selama enam bulan namun tidak menghasilkan keuntungan teritorial yang signifikan bagi Kiev.
Kegagalan tetap dialami Ukraina meskipun sangat bergantung pada tank Leopard 2 buatan Jerman, kendaraan tempur Bradley yang dipasok AS, dan perangkat keras asing lainnya.
Moskow telah berulang kali memperingatkan pengiriman senjata ke Kiev oleh AS, UE, dan sekutu mereka tidak akan menghalangi negara tersebut mencapai tujuan operasi militernya dan hanya akan memperpanjang pertempuran, serta dapat meningkatkan risiko konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO.
Menurut para pejabat Rusia, penyediaan senjata, pembagian intelijen, dan pelatihan pasukan Ukraina berarti negara-negara Barat secara de facto telah menjadi pihak dalam konflik tersebut.
“Hewan-hewan tersebut kemungkinan besar mencari perlindungan di kendaraan militer dan posisi bertahan,” ujar dia.
Menurut London, “Hewan pengerat tersebut memberikan tekanan tambahan pada moral tentara dan juga menimbulkan bahaya bagi peralatan militer dengan mengunyah kabel.”
Pada bulan yang sama, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, “Mitos tentang kekebalan peralatan militer Barat telah runtuh selama pertempuran di Ukraina.”
Pernyataan tersebut menyusul kegagalan serangan balasan Ukraina yang berlanjut selama enam bulan namun tidak menghasilkan keuntungan teritorial yang signifikan bagi Kiev.
Kegagalan tetap dialami Ukraina meskipun sangat bergantung pada tank Leopard 2 buatan Jerman, kendaraan tempur Bradley yang dipasok AS, dan perangkat keras asing lainnya.
Moskow telah berulang kali memperingatkan pengiriman senjata ke Kiev oleh AS, UE, dan sekutu mereka tidak akan menghalangi negara tersebut mencapai tujuan operasi militernya dan hanya akan memperpanjang pertempuran, serta dapat meningkatkan risiko konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO.
Menurut para pejabat Rusia, penyediaan senjata, pembagian intelijen, dan pelatihan pasukan Ukraina berarti negara-negara Barat secara de facto telah menjadi pihak dalam konflik tersebut.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda